Khofifah Bertekad Target Jatim Zero Stunting

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, saat meninjau lokasi pengungsian korban longsor di Paseban, Dusun Kebonagung, Kab. Trenggalek. (Dok: Humas Pemprov Jatim)

Khofifah Bertekad Target Jatim Zero Stunting

Amaluddin • 28 May 2025 10:42

Surabaya: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut Jatim provinsi terbaik kedua nasional dalam menurunkan angka stunting. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang dirilis Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes RI pada 26 Mei 2025, prevalensi stunting di Jatim ditekan menjadi 14,7 persen, menempatkannya sebagai provinsi terbaik kedua secara nasional, hanya di bawah Bali yang mencatat angka 8,7 persen.

Khofifah bersyukur dengan capaian ini. Ia menyebut, penurunan signifikan dari angka 17,7 persen pada 2023 menjadi bukti nyata dari kerja keras seluruh elemen.

"Alhamdulillah, prevalensi stunting kita turun signifikan. Bahkan kita jadi yang terbaik kedua nasional dan terbaik pertama se-Pulau Jawa. Ini adalah prestasi kolektif semua pihak yang telah bekerja secara kolaboratif," kata Khofifah, Rabu, 28 Mei 2025.
 

Baca: Kolaborasi Jatim-Banten Komitmen Khofifah Akselerasi Ekonomi Daerah
 
Meski demikian ia menegaskan bahwa perjuangan belum berakhir. Pemerintah Provinsi Jatim akan terus berkomitmen untuk mencapai "zero stunting" di masa mendatang. "Upaya ini tidak akan berhenti. Justru menjadi penyemangat agar tidak ada lagi kasus stunting baru di Jawa Timur," katanya.

Menurutnya keberhasilan ini merupakan hasil dari berbagai intervensi strategis lintas sektor, baik dari Pemprov Jatim, pemkab/pemkot, Dinas Kesehatan, TP PKK, maupun organisasi masyarakat seperti Muslimat NU, Fatayat NU, Aisyiyah, Unicef, serta institusi pendidikan.

"Semua pihak harus diapresiasi. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Perubahan harus digerakkan hingga ke akar rumput," jelasnya.

Data SSGI juga mencatat, dari 31 kabupaten/kota di Jatim, 22 daerah (70,96%) berhasil menurunkan angka stunting, sementara 9 kabupaten/kota (29,04%) mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Sejumlah program intervensi telah dijalankan, mulai dari perhatian pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), hingga penguatan Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) untuk meningkatkan asupan gizi keluarga.

Meski banyak kemajuan, Khofifah menekankan masih adanya ruang untuk perbaikan. Ia berharap penurunan ini menjadi awal dari pencapaian yang lebih besar menuju generasi sehat dan unggul.

"Target kita adalah Jawa Timur bebas stunting. Karena setiap anak berhak tumbuh sehat, cerdas, dan menjadi calon pemimpin masa depan. Itulah semangat menuju Indonesia Emas 2045," ujarnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Deny Irwanto)