Diskon Tarif Listrik Sumbang Deflasi Januari 2025

Ilustrasi token listrik. Foto: dok PLN.

Diskon Tarif Listrik Sumbang Deflasi Januari 2025

Insi Nantika Jelita • 3 February 2025 15:50

Jakarta: Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan pada Januari 2025 terjadi deflasi sebesar 0,76 persen. Deflasi terjadi akibat penerapan diskon tarif listrik 50 persen dengan daya 2.200 volt ampere (VA) ke bawah.

Ia menyebut tarif listrik masuk dalam penghitungan inflasi sesuai panduan consumer price index manual yang diterapkan di seluruh kantor statistik di dunia dalam menghitung indeks harga konsumen (IHK). Amalia menuturkan pada Januari 2025, tarif listrik mengalami deflasi 32,03 persen dengan andil deflasinya 1,47 persen.

"Deflasi ini terjadi akibat adanya diskon 50 persen pada Januari 2025. Kami sampaikan diskon itu dicatat dalam perhitungan inflasi jika kualitas barang atau jasa sama dengan kondisi normal," ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Senin, 3 Februari 2025.

Pada Januari 2025, terjadi penurunan IHK dari 106,80 pada Desember 2024 menjadi 105,99 pada bulan lalu. Amalia menambahkan deflasi bulanan pada Januari 2025 ini merupakan deflasi pertama setelah terakhir kali terjadi di September 2024.



Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti. Foto: tangkapan layar YouTube.

 

Baca juga: BPS: Inflasi Januari 2025 Sebesar 0,76%
 

Kelompok penyumbang deflasi bulanan terbesar


Adapun kelompok penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang sebesar 9,16 persen dan ini memberikan andil deflasi sebesar minus 1,44 persen.

"Komoditas yang dominan menjadi pendorong deflasi kelompok ini adalah tarif listrik yang andilnya terhadap deflasi sebesar 1,47 persen," jelas Amalia.

Plt Kepala BPS kemudian menyampaikan komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah minyak goreng, emas perhiasan, biaya sewa rumah, kopi bubuk, mobil, dan sepeda motor.

Untuk komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 2,95 persen, komponen ini memberikan andil inflasi sebesar 0,48 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen harga bergejolak adalah cabai merah, cabai rawit, dan daging ayam ras.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)