Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangerang Selatan (Tangsel), Allin Hendallin Mahdaniar. Metrotvnews.com/ Hendrik Simorangkir
Hendrik Simorangkir • 3 November 2025 13:31
Tangerang: Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, mencatat terdapat 538 kasus suspek campak rubela dengan 66 kasus positif. Mayoritas penderita terjadi pada anak berusia 1-4 tahun.
"Sebagian besar kasus terjadi pada anak usia 1-4 tahun yang memiliki status imunisasi tidak lengkap atau belum mendapatkan imunisasi sama sekali. Angka tersebut tercatat hingga 31 Oktober 2025," kata Kepala Dinkes Tangsel, Allin Hendallin Mahdaniar, Senin, 3 November 2025.
Baca Juga :
Allin menuturkan campak merupakan penyakit sangat menular yang disebabkan oleh virus RNA dari genus Morbillivirus. Penyakit ini, kata Allin, dapat menyerang hampir 100% anak yang belum memiliki kekebalan, karena manusia adalah satu-satunya reservoir alami virus campak.
"Penularan dapat terjadi dengan cepat di lingkungan yang tidak terlindungi oleh imunisasi," jelas Allin.
Allin menjelaskan terdapat sejumlah gejala awal campak yang perlu dikenali dan diwaspadai oleh masyarakat.
Seperti demam tinggi lebih dari 38 derajat celsius selama lebih dari 3 hari, disertai batuk, pilek, mata merah atau berair, muncul ruam kemerahan (rash) yang dimulai dari belakang telinga dan menyebar ke seluruh tubuh, ditemukan kopliks spot atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di mukosa pipi bagian dalam.
"Apabila gejala tersebut muncul, segera bawa pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut," jelas Allin.
Menurut Allin sebagian besar penderita campak dapat sembuh tanpa pengobatan khusus. Tetapi anak di bawah 5 tahun, orang dewasa di atas 20 tahun, serta penderita malnutrisi, kekurangan vitamin A, atau gangguan kekebalan tubuh (misalnya HIV) berisiko tinggi mengalami komplikasi berat.
Komplikasi berat yang dialami seperti diare berat, Pneumonia dan bronkopneumonia, Otitis media (infeksi telinga), Malnutrisi dan kebutaan, Ensefalitis, Subacute Sclerosing Panencephalitis (SSPE) dan Ulkus pada mukosa mulut.
"Kematian akibat campak umumnya disebabkan oleh komplikasi seperti diare berat, pneumonia, bronkopneumonia, otitis media (infeksi telinga), malnutrisi dan kebutaan, terutama jika penanganan medis terlambat dilakukan. Campak dapat dicegah dengan imunisasi. Vaksin campak, termasuk vaksin MR (Measles Rubella), terbukti efektif dalam memberikan perlindungan," ungkap Allin.
Allin mengimbau masyarakat segera melengkapi imunisasi anak-anak, terutama imunisasi dasar lengkap, memeriksakan status imunisasi di fasilitas kesehatan terdekat, tidak menunda imunisasi meski anak dalam kondisi sehat.