Jemaah haji di tenda Arafah. Foto: Media Center Haji.
Makkah: Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengalami sejumlah kendala selama puncak ibadah haji 2025 di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina). Seperti keterlambatan evakuasi jemaah dari Muzdalifah ke Mina, hingga penempatan jemaah di tenda Arafah yang tidak sesuai dengan rencana.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief menyampaikan ada tiga penyebab masalah evakuasi jemaah dari Muzdalifah ke Mina. Pertama, jadwal bus tidak konsisten karena ada ribuan bus yang dioperasionalkan dan antrean yang panjang.
Kedua, keterlambatan perputaran bus dari Mina ke Muzdalifah dalam beberapa jam pada rentang waktu tertentu karena kepadatan lalu lintas. Ketiga, jemaah memutuskan berjalan kaki karena khawatir tidak terjemput dari Muzdalifah hingga siang hari.
Langkah PPIH Arab Saudi
Sejumlah upaya pun dilakukan PPIH Arab Saudi. Langkah pertama adalah menjalin koordinasi darurat dengan Kementerian Haji Arab Saudi.
"Pada pukul 03.12 WAS, PPIH Arab Saudi mengirim permintaan resmi melalui pesan WA kepada Kementerian Haji dan Umrah untuk segera mengintervensi dan mempercepat pengiriman bus ke Muzdalifah," papar Hilman dalam keterangannya, Minggu, 8 Juni 2025.
PPIH meminta bantuan logistik dan proteksi jemaah kepada otoritas dan mitra Arab Saudi. Pada pukul 06.51 WAS,
PPIH kembali menyampaikan permintaan kepada Kementerian Haji Arab Saudi agar mitra segera mengirimkan bantuan logistik berupa air minum, makanan ringan, dan payung atau pelindung panas.
"Alhamdulillah pada pukul 08.50 WAS, empat kontainer bantuan datang di lokasi jemaah haji Indonesia di Muzdalifah," jelas Hilman.
Hilman menyampaikan koordinasi dan pengendalian pada fase pemberangkatan Muzdalifah–Mina akan mempercepat evakuasi jemaah. Namun, karena padatnya lalu lintas dan keterlambatan kedatangan bus, sebagian jemaah memutuskan untuk berjalan kaki.
"Langkah mitigasi PPIH dengan mengintensifkan koordinasi, berhasil meminimalisasi potensi dampak lebih buruk. Seluruh jemaah berhasil dievakuasi dari Muzdalifah pukul 09.40 WAS," tegasnya.
Soal penempatan jemaah di tenda saat wukuf
Sementara itu, terkait kendala dalam penempatan jemaah di tenda-tenda Arafah, Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis M Hanafi mengatakan, permasalahan ini dipicu beberapa faktor teknis, sosial dan kultural yang berdampak pada kepadatan tenda serta masalah distribusi logistik.
Muchlis mengatakan sejumlah langkah cepat dan strategis diambil
PPIH Arab Saudi. Pertama, menyisir dan memvalidasi ulang kapasitas tenda. Ia menjelaskan petugas melakukan penyisiran menyeluruh ke tenda-tenda Arafah dan menemukan banyak kasur yang seharusnya kosong sudah ditempati oleh jemaah.
Kedua, mengalihkan tenda petugas untuk jemaah. "Tiga tenda petugas di wilayah Markaz 105 (Syarikah Rifadah) dialihfungsikan dan dipakai untuk menampung jemaah yang belum kebagian tempat," papar Muchlis.
Ketiga, melobi pihak syarikah untuk menyiapkan tambahan tenda. Langkah ini cukup berhasil. PPIH bernegosiasi dengan beberapa syarikah agar menyediakan tenda tambahan guna menampung kelebihan jemaah.
Keempat, pemanfaatan tenda utama Misi Haji Indonesia. Tenda utama Misi Haji Indonesia pada akhirnya juga digunakan untuk menampung jemaah terdampak overkapasitas. Kelima, koordinasi efektif dengan Kementerian Haji Arab Saudi.
"Langkah ini membuahkan hasil, sekitar 2.000 jemaah berhasil ditempatkan di tenda-tenda cadangan resmi yang disiapkan oleh pihak Saudi," ujar Muchlis.