Tolak Bantuan Asing, Kim Jong-un Pindahkan 15.000 Korban Banjir ke Pyongyang

Pemimpin Korea Utara (kiri) turun langsung dalam mengevakuasi korban banjir. (KCNA)

Tolak Bantuan Asing, Kim Jong-un Pindahkan 15.000 Korban Banjir ke Pyongyang

Willy Haryono • 10 August 2024 17:25

Pyongyang: Korea Utara akan memindahkan lebih dari 15.000 korban banjir ke ibu kota, kata media pemerintah hari Sabtu ini, 10 Agustus 2024. Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menegaskan bahwa upaya pemulihan banjir akan “didasarkan pada kemandirian" meski ada tawaran bantuan dari luar negeri.

Pekan lalu, Pyongyang mengatakan bahwa hujan deras yang memecahkan rekor pada akhir Juli telah menewaskan sejumlah orang yang tidak disebutkan jumlahnya. Hujan ini memicu banjir yang melanda sejumlah tempat tinggal, dan merendam sebagian besar lahan pertanian di wilayah utara Korea Utara dekat Tiongkok.

Dalam kunjungan ke Uiju yang dilanda banjir pada hari Jumat, Kim Jong-un mengatakan pemerintah berencana untuk menampung sekitar 15.400 korban banjir dari wilayah utara di fasilitas-fasilitas di ibu kota sampai rumah-rumah mereka yang hancur dibangun kembali, menurut laporan Korean Central news Agency (KCNA) dan dikutip Malay Mail.

Rencana tersebut, yang akan mencakup bantuan makanan dan medis serta dukungan pendidikan bagi ribuan siswa yang dipindahkan, akan menjadi "prioritas utama negara,” tegas Kim.

Tawaran dukungan internasional telah mengalir ke Korea Utara sejak berita tentang bencana banjir pertama kali muncul. Salah satu negara yang bersedia membantu adalah Korea Selatan, yang berencana menyalurkan bantuan kemanusiaan melalui Palang Merah Korea. Seoul tetap ingin membantu meski hubungannya dengan Pyongyang memburuk.

Rusia telah mengulurkan tawaran serupa, menurut Korea Utara. Kantor berita Yonhap melaporkan bahwa Tiongkok dan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) telah mengisyaratkan kesediaan mereka untuk membantu Korea Utara.

Namun, Kim mengatakan pada hari Jumat bahwa upaya pemulihan negaranya akan "sepenuhnya didasarkan pada kemandirian", menurut laporan KCNA.

Kendati menolak, Kim mengungkapkan "terima kasih kepada berbagai negara asing dan organisasi internasional atas tawaran dukungan kemanusiaan mereka," lanjut KCNA.

Media Korea Selatan telah melaporkan bahwa jumlah korban tewas dan hilang di Korea Utara bisa mencapai 1.500. Tetapi Kim menepis laporan tersebut sebagai "provokasi serius" dan "penghinaan terhadap orang-orang yang dilanda banjir yang semuanya aman dan sehat".

Bencana alam cenderung berdampak sangat besar pada Korea Utara karena infrastrukturnya yang lemah. Aktivitas penggundulan hutan di Korea Utara juga telah membuatnya rentan terhadap banjir.

Hubungan antara kedua Korea berada pada salah satu titik terendah dalam beberapa tahun terakhir, dengan Korea Utara baru-baru ini mengumumkan pengerahan 250 peluncur rudal balistik ke perbatasan selatannya.

Baca juga:  Kim Jong-un Pimpin Operasi Penyelamatan Warga di Daerah Banjir

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)