Kabidbinpres PBSI, Ricky Soebagja (dok. PBSI)
Gregorius Gelino • 1 August 2024 15:37
Paris: Kabidbinpres PBSI, Ricky Soebagdja, mengkritik performa pasukannya. Seperti diketahui, hanya Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Gregoria Mariska Tunjung yang mampu melewati fase grup.
Sedangkan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, Jonatan Christie, dan Anthony Sinisuka Ginting tak bisa melaju ke babak gugur. Ricky merasa para pemain yang tersingkir tampil di bawah standar.
Menurut Ricky, Rinov/Pitha, Apri/Fadia, dan Jojo tidak mengeluarkan kemampuan terbaik mereka. Sementara Ginting tampil baik, tapi sang lawan, Toma Junior Popov, yang merupakan wakil tuan rumah tampil luar biasa dengan dukungan penonton di arena.
"Dari penampilan atlet-atlet kita yaitu Rinov/Pitha, Apri/Fadia dan Jonatan juga Ginting pasti ada kekecewaan. Saya tahu sebagai atlet pasti tidak mau kalah tapi kita perlu lihat bagaimana permainan di lapangan, bagaimana daya juang di lapangan," kata Ricky.
"Kecuali Ginting, saya melihat kekalahan ini karena tidak bisa mengeluarkan permainan terbaik. Sementara secara persiapan kalau saya rasa sudah benar-benar maksimal tapi secara di lapangan belum keluar secara maksimal," ungkapnya.
"Untuk Ginting saya melihat dia sudah mengeluarkan seluruh kemampuan, jatuh bangun mengejar bola tapi memang lawannya, Toma Popov dengan dukungan suporter tuan rumah juga tampil sangat baik. Seperti tidak ada celah," jelasnya.
"Disayangkan memang Ginting tidak berhasil mengatasi karena seharusnya dengan levelnya, hal seperti ini bisa dilewati dan ada beberapa kesempatan untuk mengungguli lawan," urainya.
Tapi Ricky tak mau menjadikan itu alasan. Menurutnya, para pebulu tangkis Indonesia harusnya bisa mengantisipasi atmosfer Olimpiade dan ekspektasi besar yang ditempatkan di pundak para pemain.
"Inilah Olimpiade dengan semua atmosfernya, memang berbeda dengan turnamen lain. Beban dan tekanan besar akan dirasakan semua atlet. Siapa yang siap secara mental dan bisa mengatasi rasa takut, rasa gugup dan demam panggung itu yang akan menang," tegas Ricky.
"Berbicara skill dan teknis semua sudah sama. Bagaimana para atlet-atlet top dunia bahkan menumpahkan euforia kemenangan sangat luar biasa saat menang padahal baru babak-babak awal," paparnya.
"Ini bukan hanya kemenangan kepada lawan tapi kemenangan atas pikiran-pikiran mereka sendiri. Itu yang sangat membedakan. Siapa yang bisa menentukan? Ya atlet itu sendiri," bebernya.
Namun, Ricky berharap pendukung Indonesia di Paris tetap fokus mendukung pemain tersisa, yaitu Fajar/Rian dan Gregoria. Ia juga mengingatkan ketiganya untuk menganggap setiap laga seperti final karena tak ada kesempatan kedua di babak gugur.
"Perjalanan belum usai, hari ini Fajar/Rian dan Gregoria akan berjuang di fase knockout. Pesan saya anggap lah ini sebagai laga final," ujar Ricky.
"Lebih fokus, lebih percaya diri akan kemampuan yang dipunya. Bermain dengan tenang dan menikmati setiap poin demi poin. Berjuang sekuat tenaga dan jangan menyerah sebelum umpire mengatakan selesai," pungkasnya.