Ilustrasi tanah longsor. (Medcom.id)
Willy Haryono • 20 March 2024 11:46
Port Moresby: Setidaknya 23 orang tewas akibat terdampak hujan deras dan air pasang yang menyapu jalan raya, rumah, dan kebun pangan di dataran tinggi serta wilayah pesisir Papua Nugini (PNG).
Warga terdampak, termasuk seorang ibu dan anaknya, tewas akibat terjangan tanah longsor di provinsi dataran tinggi Chimbu, kata Lusete Man, penjabat direktur Pusat Bencana Nasional, kepada kantor berita AFP.
"Sebanyak 23 orang terkubur di bawah berton-ton lumpur dalam tiga tanah longsor terpisah," kata Man.
"Kami masih dilanda hujan deras, tanah longsor dan banjir sungai yang menyebabkan kerusakan parah di dataran tinggi," sambungnya, mengutip dari laman Al Jazeera, Rabu, 20 Maret 2024.
Komunitas pesisir di provinsi Teluk di selatan Chimbu juga terendam banjir.
Gelombang pasang membanjiri desa pesisir Lese Kavora, menyebabkan "kerusakan besar pada kebun pangan dan mencemari sumber air bersih," lapor lembaga penyiaran publik PNG, National Broadcasting Corporation (NBC).
Anggota masyarakat telah mendiskusikan pilihan-pilihan yang mungkin untuk merelokasi desa Lese Kavora, tambah NBC, "karena ini bukan pertama kalinya desa tersebut tergenang air pasang akibat perubahan iklim, yang menyebabkan kenaikan permukaan laut."
Banjir besar juga menyebar ke provinsi dataran tinggi Enga, dan pemimpin masyarakat Wapenamanda, Aquila Kunzie, mengatakan kepada RNZ Pacific bahwa masyarakat sedang menjatah persediaan makanan mereka.
"Curah hujan yang terus menerus di Kabupaten Wapenamanda menyebabkan sungai-sungai meluap," tutur Kunzie.
Dia menambahkan bahwa lebih dari 100 perempuan dan anak-anak mengungsi di desanya setelah terjadinya perang suku di dekatnya.
"(Kami makan) hanya satu kali per hari. Kami tidak mampu membeli sarapan dan makan siang," ucap Kunzie.
"Kami tidak punya cara untuk meminta bantuan," lanjutnya.
Papua Nugini berada di peringkat ke-16 negara paling berisiko terhadap perubahan iklim dan bencana alam, menurut Indeks Risiko Dunia tahun 2022.
Baca juga: Gempa Magnitudo 6,5 Guncang Papua Nugini, Saksi: Tanah Seperti Bergoyang