Salah satu sudut kawasan Malioboro Yogyakarta. Foto: Medcom.id/Ahmad Mustaqim.
M Ilham Ramadhan Avisena • 26 December 2024 14:17
Jakarta: Pemerintah Indonesia perlu memperkuat sektor pariwisata sebagai salah satu motor penggerak ekonomi nasional, terutama saat libur akhir tahun yang meliputi perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Oktober 2024, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 1,19 juta kunjungan, meningkat 22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Momentum liburan akhir tahun yang biasanya diiringi dengan lonjakan aktivitas wisata domestik dan internasional diperkirakan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian lokal. Aktivitas pariwisata diperkirakan menyumbang USD12,69 miliar, mencerminkan dampak penting sektor ini pada pertumbuhan ekonomi.
Ekonom Masyita Crystallin memandang pariwisata Indonesia memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menciptakan lapangan kerja.
"Kemampuan sektor pariwisata memadukan berbagai jenis sektor dalam satu kesatuan produk jasa menjadikan sektor ini sangat cocok untuk didorong lebih jauh, terutama selama musim liburan, demi memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat," ujar Masyita melalui keterangan pers, Kamis, 26 Desember 2024.
Menurut Masyita, peningkatan investasi di sektor pariwisata yang terintegrasi dengan pengembangan produk lokal terbukti mampu memberikan dampak besar bagi perekonomian nasional. Hasil simulasi menggunakan data Input-Output menunjukkan potensi penciptaan jutaan lapangan kerja, khususnya di sektor pertanian, manufaktur, dan jasa.
"Sebagai gambaran, setiap stimulus sebesar Rp1 triliun pada sektor-sektor tersebut dapat menghasilkan 200 ribu hingga 300 ribu lapangan pekerjaan," ujar Masyita.
Pada sektor pertanian, investasi pada 12 komoditas utama seperti rumput laut, karet, hasil pemeliharaan hewan lainnya; ubi kayu; kopi; kelapa sawit; jasa pertanian, kehutanan dan perikanan; unggas dan hasil-hasilnya; hasil perkebunan lainnya; tebu; ternak dan hasil-hasilnya kecuali susu segar; dan padi.
"Bila masing-masing komoditas tersebut diinvestasikan Rp1 triliun secara bersamaan, sekitar Rp12 triliun dapat menciptakan lebih dari 2,7 juta lapangan kerja atau peningkatan PDB sebesar 0.09 persen," ungkap Masyita.
Baca juga: Libur Nataru, Lembang dan Kebun Binatang Surabaya Dipadati Wisatawan |