Olah TKP kecelakaan di Jalan Tol Pandaan-Malang. MTVN/Daviq Umar Al Faruq
Daviq Umar Al Faruq • 24 December 2024 14:44
Malang: Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan ramp check atau pemeriksaan kondisi fisik pada dua kendaraan yang terlibat kecelakaan di Jalan Tol Pandaan-Malang KM 77+200A, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Senin sore, 23 Desember 2024. Dua kendaraan itu ialah truk jenis wingbox dan bus pariwisata.
Penguji Penyelia Ikatan Penguji Kendaraan Bermotor Indonesia (IPKBI) Kemenhub, Umar Faruq mengatakan, setelah dilakukan pemeriksaan kondisi fisik truk, diduga terjadi overheating mesin. Hal itu yang membuat sopir menepikan truk ke bahu jalan lalu kemudian truk mundur dan menabrak bus PO Tirto Agung.
“Salah satu indikator kecelakaan itu overheating dengan lepasnya selang atau kabel dari reservoir radiator ke radiator utama,” ujar Umar saat ditemui awak media di Satpas Singosari Polres Malang, Selasa 24 Desember 2024.
Umar menerangkan, berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui bahwa selang dari kabel reservoir truk yang kembali ke radiator itu terlepas. Padahal seharusnya ada radiator kembali ke reservoir dan kembali lagi ke radiator.
“Overheating itu fatal. Terus juga ada kebocoran sistem pengereman. Kemudian, kandungan minyak rem itu bercampur dengan air dan tangki minyak rem habis. Jadi ini diduga perawatan dari pihak truk kurang pro aktif,” ungkapnya.
Tak hanya itu, kesalahan juga terjadi dimana truk tersebut hanya berisi satu orang pengemudi saja. Padahal idealnya ada dua orang sebagai kernet truk, sehingga saat truk berhenti, pengemudi tidak sendirian keluar dan mengganjal truk dari belakang setelah menarik rem tangan atau hand rem.
“Konstruksi jalan itu juga menanjak panjang dan menikung. Sopir mengganjal nggak sempurna juga, akhirnya truk itu mundur. Berhentinya, karena overheating itu,” tuturnya.
Saat disinggung soal muatan, ia memastikan tak ada yang salah dari muatan truk tersebut. Menurutnya, sesuai panduan truk tersebut maksimal memuat 11,2 ton dan hal ini sudah sesuai.
“Kita minta buktikan dan memang tidak kelebihan muatan. Pas sesuai panduan yang kita keluarkan 11,2 ton,” bebernya.
Sementara untuk pengecekan bus yang dilakukan Kemenhub, ia memastikan bus sangat layak jalan dan sudah sesuai meski mereka tak bisa mengecek rem bagian depan bus akibat ringsek.
“Kondisi bus bagian depan hancur, jadi tidak bisa kami memeriksa. Tapi melihat bagian belakang, itu berfungsi tidak ada kebocoran. Jadi bus ini kena imbas saja dari mundurnya truk itu,” imbuhnya.
Sebagai informasi, kecelakaan ini bermula saat truk mundur ke belakang tanpa ada pengendara atau sopir sedang berada di luar kendaraan. Truk melaju turun sejauh kurang lebih sekitar 700-800 meter hingga tertabrak bus Tirto Agung yang melaju di belakangnya.