Rusia Peringatkan Amerika Serikat Tentang Risiko Perang Dunia III

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. Foto: EFE-EPA

Rusia Peringatkan Amerika Serikat Tentang Risiko Perang Dunia III

Fajar Nugraha • 28 August 2024 20:11

Moskow: Rusia mengatakan, Barat bermain api dengan mempertimbangkan untuk mengizinkan Ukraina menyerang jauh ke Rusia dengan rudal Barat. Sergey Lavrov memperingatkan Amerika Serikat (AS) pada Selasa 27 Agustus 2024 bahwa Perang Dunia III tidak akan terbatas di Eropa.

Ukraina menyerang wilayah Kursk di Rusia bagian barat pada tanggal 6 Agustus dan telah menguasai sebagian wilayah dalam serangan asing terbesar terhadap Rusia sejak Perang Dunia II. Presiden Vladimir Putin mengatakan akan ada tanggapan yang pantas dari Rusia terhadap serangan tersebut.

Sergei Lavrov, yang telah menjabat sebagai menteri luar negeri Putin selama lebih dari 20 tahun, mengatakan bahwa Barat berusaha untuk meningkatkan perang Ukraina dan ‘mencari masalah’ dengan mempertimbangkan permintaan Ukraina untuk melonggarkan pembatasan penggunaan senjata yang dipasok asing.

Sejak menginvasi Ukraina pada 2022, Putin telah berulang kali memperingatkan tentang risiko perang yang jauh lebih luas yang melibatkan kekuatan nuklir terbesar di dunia. Meskipun Lavrov mengatakan Rusia tidak menginginkan konflik dengan aliansi NATO yang dipimpin AS.

"Kami kini menegaskan sekali lagi bahwa bermain api -,dan mereka seperti anak kecil yang bermain korek api,- adalah hal yang sangat berbahaya bagi paman dan bibi dewasa yang dipercayakan dengan senjata nuklir di satu atau beberapa negara Barat," kata Lavrov kepada wartawan di Moskow, seperti Anadolu, Rabu 28 Agustus 2024.

"Orang Amerika dengan tegas mengaitkan pembicaraan tentang Perang Dunia Ketiga sebagai sesuatu yang, amit-amit, jika itu terjadi, akan memengaruhi Eropa secara eksklusif," kata Lavrov.

Lavrov menambahkan bahwa Rusia sedang ‘memperjelas’ doktrin nuklirnya.

Doktrin nuklir Rusia tahun 2020 menetapkan kapan presidennya akan mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir - secara umum sebagai respons terhadap serangan yang menggunakan senjata nuklir atau senjata pemusnah massal lainnya atau senjata konvensional "ketika keberadaan negara terancam".

Tanggapan Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan awal bulan ini bahwa serangan terhadap wilayah Kursk, Rusia menunjukkan bahwa ancaman pembalasan Kremlin hanyalah gertakan.

Zelensky mengatakan Ukraina, karena pembatasan yang diberlakukan oleh sekutu, tidak dapat menggunakan senjata yang dimilikinya untuk menyerang beberapa target militer Rusia. Ia mendesak sekutu untuk lebih berani dalam keputusan mereka tentang cara membantu Kyiv dalam perang.

Rusia mengatakan bahwa persenjataan Barat, termasuk tank Inggris dan sistem roket AS, telah digunakan oleh Ukraina di Kursk. Kyiv telah mengonfirmasi penggunaan rudal HIMARS AS untuk menghancurkan jembatan di Kursk.

Washington mengatakan, tidak diberitahu tentang rencana Ukraina sebelum serangan mendadak ke Kursk. Amerika Serikat juga mengatakan tidak mengambil bagian dalam operasi tersebut.

Kepala intelijen Luar Negeri Rusia, Sergei Naryshkin, mengatakan pada Selasa bahwa Moskow tidak percaya pernyataan Barat bahwa mereka tidak ada hubungannya dengan serangan Kursk. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan keterlibatan Amerika Serikat adalah ‘fakta yang jelas’.

The New York Times melaporkan bahwa Amerika Serikat dan Inggris memberi Ukraina citra satelit dan informasi lain tentang wilayah Kursk pada hari-hari setelah serangan Ukraina.

The Times mengatakan bahwa intelijen tersebut ditujukan untuk membantu Ukraina melacak bala bantuan Rusia dengan lebih baik.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)