Paus Fransiskus lakukan rangkaian kunjungan Apolistik ke negara di dunia. Foto: EFE-EPA
Jakarta: Menurut Kedutaan Besar Vatikan, istilah perjalanan apostolik atau kunjungan apostolik merupakan kunjungan resmi yang dilakukan Paus sebagai pemimpin spiritual umat Katolik ke berbagai komunitas Gereja Katolik yang tersebar di seluruh dunia.
Istilah perjalanan apostolik berasal dari fakta bahwa Paus merupakan penerus Rasul Petrus yang diyakini sebagai pemimpin pertama Gereja Katolik. Kata ‘apostolik’ sendiri berasal dari kata ‘rasul’.
Sebagai Kepala Gereja Katolik sedunia, kunjungan ini juga merupakan bagian dari tugas pastoralnya untuk mengunjungi komunitas Katolik di berbagai wilayah di dunia. Biasanya, Paus dijadwalkan dengan serangkaian agenda, seperti memimpin misa, bertemu dengan para pemimpin gereja setempat, atau mengadakan dialog lintas agama.
Karena Paus merupakan Kepala entitas berdaulat internasional (Takhta Suci) sekaligus Kepala Negara Kota Vatikan, dari sudut pandang hukum internasional, kunjungan apostolik biasanya merupakan kunjungan kenegaraan. Karena alasan ini, kunjungan kepausan biasanya diatur oleh protokol diplomatik untuk kasus-kasus seperti itu.
Kunjungan ini biasanya diawali dengan undangan yang disampaikan kepada Bapa Suci oleh Kepala Negara negara tuan rumah dan para Uskup Gereja Katolik setempat.
Tujuan Kunjungan Apostolik
Sebagaimana dilaporkan oleh
Catholic News Agency, Kongregasi untuk Doktrin Iman Vatikan mendefinisikan kunjungan apostolik sebagai inisiatif luar biasa dari Takhta Suci dengan mengirimkan satu atau lebih Pengunjung untuk mengevaluasi lembaga-lembaga Gereja.
Kunjungan apostolik dimaksudkan untuk membantu keuskupan-keuskupan setempat meningkatkan kemampuan Gereja untuk melayani jemaat mereka. Anthony St Louis-Sanchez, seorang pengacara hukum untuk Keuskupan Agung Denver, mengatakan kunjungan apostolik dilakukan atas nama paus yang merupakan "gembala Gereja universal. "
"Kami memandang pastor sebagai seseorang yang memiliki tanggung jawab untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan baik, khususnya Gereja," kata Anthony St Louis-Sanchez.
Anthony St Louis-Sanchez mengibaratkan Paus sebagai seorang gembala yang bertanggung jawab untuk memastikan doktrin dan disiplin Gereja dipertahankan dan diwariskan.
Kedatangan
Paus Fransiskus ke Indonesia dalam kunjungan apostolik bertujuan untuk memperkuat iman umat Katolik di Indonesia.
Pesawat kepausan berangkat dari Bandara Fiumicino Roma pada pukul 17.32 WIB, saat Paus memulai Perjalanan Apostoliknya yang ke-45 ke luar negeri.
Kunjungan selama 12 hari ke empat negara di Asia dan Oseania tersebut akan menjadi kunjungan terlama yang pernah dilakukan Paus Fransiskus sebagai Penerus Petrus.
Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Heri Wibowo menyambut kedatangan Paus Fransiskus di Tanah Air pada 2-6 September 2024. Kehadiran Paus Fransiskus dinilai membawa pesan penting tentang iman, persaudaraan, dan kasih belaras dalam masyarakat yang beragam.
“Kehadiran dan pesan beliau diharapkan dapat menginspirasi individu dan masyarakat untuk hidup saling menghormati, damai, dan penuh kasih sayang,” ujar Romo Heri kepada
Media Indonesia, Minggu, 1 September 2024.
Romo Heri menyampaikan iman memanggil untuk melihat dalam diri orang lain saudara laki dan saudari perempuan yang patut didukung dan dicintai. Iman, lanjut dia, tidak hanya memanggil tapi mengajak mewujdkan persaudaraan insani lebih kepada yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel.
Romo Heri menyebut kehadiran Paus Fransiskus juga mewujudkan pelestarian lingkungan dalam upaya membangun keutuhan ciptaan. Dia mengemukakan dialog antaragama di Indonesia didukung, dipromosikan secara aktif, dan dipraktikkan melalui berbagai inisiatif dan platform.
Keberagaman agama di Indonesia, yang mencakup Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, dan Penganut Keyakinan, telah melahirkan budaya toleransi dan saling menghormati antarumat beragama.