Ilustrasi: Medcom.id
Medcom • 11 September 2024 18:26
Paris: Setidaknya empat pendaki asal Italia dan Korea Selatan (Korsel) tewas di puncak tertinggi Pegunungan Alpen, Mont Blanc pada Selasa 10 September 2024, setelah hilang selama tiga hari di tengah cuaca buruk.
“Para pendaki tersebut diduga tewas akibat kelelahan,” menurut keterangan pemerintah Prefektur Haute-Savoie kepada AFP.
Tim penyelamat yang akhirnya tiba di lokasi menemukan dua pendaki Korea terlebih dahulu, lalu dua pendaki Italia yang berada tidak jauh dari mereka.
Helikopter dari kepolisian gunung PGHM di Annecy berhasil mendapatkan sekitar pukul 13:30 dan menemukan jasad mereka di antara 100-200 meter dari puncak Mont Blanc.
"Jasad-jasad telah dibawa turun dari gunung dan keluarga korban telah diberi tahu," kata cabang PGHM di Chamonix.
Sebuah tim penyelamat gunung dari Italia yang mendaki dengan berjalan kaki ke puncak pada pagi hari tidak berhasil menemukan jasad korban sebelumnya, menurut keterangan polisi.
Pihak berwenang pertama kali diberitahu pada hari sabtu malam tentang “tiga kelompok pendaki yang hilang di dekat puncak Mont Blanc dalam kondisi cuaca sangat buruk”. Para pendaki ini berangkat mendaki “tanpa pemandu,” tambah pihak prefektur.
Upaya penyelamatan intensif pada Minggu pagi berhasil menyelamatkan dua pendaki Korea yang masih hidup di ketinggian 4.100 meter. Namun, cuaca yang semakin buruk membuat tim penyelamat tidak dapat melanjutkan pencarian untuk korban lainnya selama beberapa hari berikutnya.
Pada Selasa pagi, helikopter pencari bahkan harus berbalik karena awan tebal menghalangi pandangan.
Seorang komandan senior PGHM mengatakan kepada harian regional Le Dauphiné Libéré bahwa mereka sempat berhasil menghubungi pendaki asal Italia melalui telepon dan mengetahui lokasi mereka berada di ketinggian 4.600 meter di sisi utara Mont Blanc, namun sambungan terputus.
Mont Blanc yang menjadi gunung tertinggi keempat di Eropa memiliki ketinggian 4.809 meter, adalah puncak tertinggi di Eropa Barat dan sangat populer di kalangan pendaki dari seluruh dunia. (Nithania Septianingsih)