Pabrik manufaktur Asia. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 1 December 2023 19:12
Seoul: Aktivitas pabrik di Asia masih lemah karena lemahnya permintaan global. Lemahnya aktivitas karena industri manufaktur Asia yang dipimpin Tiongkok belum bangkit dari resesi.
Indeks manajer pembelian manufaktur global (PMI) Caixin/S&P swasta Tiongkok secara tak terduga naik menjadi 50,7 pada bulan November dari angka 49,5 pada bulan Oktober, melebihi angka 50 yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi dan melampaui perkiraan para analis.
Angka tersebut muncul sehari setelah survei resmi menunjukkan adanya kontraksi pada aktivitas produsen dan non-produsen, yang menggarisbawahi permasalahan yang semakin mendalam di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut.
“Pasar domestik tidak dapat menutupi kerugian di Eropa dan Amerika Serikat. Data menunjukkan bahwa pabrik-pabrik memproduksi lebih sedikit dan mempekerjakan lebih sedikit orang,” kata Kepala Ekonom Hang Seng Bank Tiongkok Dan Wang dikutip dari The Business Times, Jumat, 1 Desember 2023.
Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan yang bergantung pada ekspor menanggung beban terbesar dari lesunya permintaan global karena aktivitas manufaktur mereka tetap stagnan pada November 2023.
“Sulit mengharapkan pemulihan di Asia dalam waktu dekat,” kata Toru Nishihama, kepala ekonom pasar berkembang di Dai-ichi Life Research Institute.