Densus Bersama Kominfo Terus Tindak Medsos yang Sebarkan Terorisme

Lokasi penggerebekan terduga teroris di Batu. Foto: Medcom.id/Daviq Umar Al Faruq

Densus Bersama Kominfo Terus Tindak Medsos yang Sebarkan Terorisme

Siti Yona Hukmana • 7 August 2024 15:05

Jakarta: Penyebaran radikalisme dan terorisme kerap dilakukan melalui media sosial (medsos). Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengatakan telah bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk memblokir situs-situs yang kedapatan menyebarkan ajaran teroris.

"Sudah banyak grup-grup media sosial atau website-website yang kita laporkan yang sudah di-takedown atau dilakukan tindakan baik dari Humas Polri maupun dari Menkominfo," kata juru bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 7 Agustus 2024.

Aswin menuturkan penyelidik atau unit intelijen Densus 88 terus melakukan monitoring. Baik secara fisik jaringan-jaringan yang sudah dikenal, termasuk konten-konten di internet.

Monitoring ini dilakukan bekerja sama dengan Mabes Porli dan Menkominfo. Penangkapan-penangkapan yang dilakukan terhadap tersangka terorisme disebut hasil dari monitoring tersebut.

"Jadi, kita melakukan seperti skrining atau monitoring dari grup-grup yang memang memiliki aktivitas terkait propaganda teror atau propaganda ISIS khususnya," tutur Aswin.
 

Baca juga: 2 Tersangka Teroris Terafiliasi ISIS Ditangkap di Jakbar

Densus menangkap remaja 19 tahun berinisial HOK di Batu, Malang, Jawa Timur pada Rabu, 31 Juli 2024. HOK hendak melakukan bom bunuh diri di tempat ibadah di Batu.

HOK terafiliasi dengan ISIS setelah terpapar di sosial media. Dia masuk ke dalam grup Telegram berbayar yang dikelola dari luar negeri.

Meski tak pernah bertemu langsung dengan anggota grup, dia kerap mendapatkan materi seputar aksi terorisme. Bahkan, dia belajar merakit bom dari video tutorial yang dikirimkan lewat Telegram tersebut.

Selang tujuh hari, Densus 88 menangkap dua teroris yang juga pendukung ISIS di Jakarta Barat pada Selasa, 6 Agustus 2024. Keduanya berinisial RJ dan AM. Mereka sempat merakit bom sebelum ditangkap.

RJ dan AM tidak masuk dalam jaringan teror aktif. Melainkan aktif mengunggah narasi hingga propaganda ISIS di media sosial miliknya.

Meski sama-sama terpapar lewat media sosial, teroris di Batu dan Jakarta Barat dipastikan tidak berkaitan. Sebab, grup media sosial dan laman-laman atau website yang diakses terkait terorisme oleh tersangka di Batu dan Jakbar berbeda.

Fenomena ini menunjukkan bahwa banyak grup-grup yang mencoba merekrut anggota teroris tanpa ketemu fisik. Melainkan, hanya melalui grup-grup media sosial atau propaganda di internet.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)