Ilustrasi BBM bersubsidi. Foto: dok Pertamina.
Husen Miftahudin • 6 November 2024 15:46
Jakarta: Pakar ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menyerukan penolakan terhadap pemberian subsidi BBM dan LPG dalam bentuk produk, karena terbukti selama ini tidak tepat sasaran.
"Jika pemberian subsidi masih diberikan dalam bentuk produk, pasti tidak tepat sasaran. Dan itu harus ditolak karena subsidi yang tepat sasaran harus by target. Tidak bisa lagi by product," tegas Fahmy dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 6 November 2024.
Saat ini, jelas Fahmy, sudah terbukti lebih dari 50 persen subsidi BBM dan LPG tidak tepat sasaran. Bahkan angkanya mencapai Rp100 triliun.
"Oleh karena itu, Presiden Prabowo Subianto bersama menteri-menterinya harus lebih berani membuat keputusan agar subsidi energi lebih tepat sasaran," tutur dia.
Fahmy memberikan contoh pada pemberian subsidi energi untuk LPG, yang seharusnya pemerintah dapat memakai data bantuan langsung tunai (BLT). "Sasaran subsidi LPG, sama dengan sasaran BLT. Jadi bisa menggunakan data itu," ketus Fahmy.
Baca juga: Siap-siap Harga Pertalite dan Solar Naik, Jika Skema Subsidi BBM Jadi BLT |