Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto: Dokumen Kemenkeu
Media Indonesia • 23 April 2024 13:52
Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyoroti mahalnya biaya pinjaman (cost of borrowing) Bank Dunia ketimbang yang ditawarkan oleh bank pembangunan multilateral lainnya. Karenanya menurut dia, diperlukan transformasi agar lembaga pemberi pinjaman itu bisa tetap dipercaya oleh negara-negara yang menjadi kliennya.
Hal itu disampaikan Sri Mulyani dalam Development Committee Meeting yang merupakan rangkaian kegiatan pertemuan Musim Semi Dana Moneter Internasional-Kelompok Bank Dunia 2024 (2024 IMF-WBG Spring Meetings) di Washington DC, Amerika Serikat pekan lalu.
"Pricing Bank Dunia terlalu mahal dibandingkan MDBs (Multilateral Development Bank) sejawat lainnya saat ini," ujar Sri Mulyani seperti dikutip dari siaran pers, Selasa, 23 April 2024.
Sri Mulyani turut mendorong agar Bank Dunia lebih percaya diri untuk menetapkan target ambisius untuk evolution deliverables pada fase berikutnya.
Bank Dunia dan IMF, menurut dia, harus mempertahankan momentum reformasi dan memastikan reformasi tersebut menghasilkan peluang nyata bagi negara-negara emerging market dan negara berkembang.
Baca juga: Transisi Energi dan Perubahan Iklim Jadi Topik Utama Pertemuan IMF-Bank Dunia |