Ilustrasi beras. Foto: MI/Adam Dwi.
Media Indonesia • 12 February 2024 15:39
Jakarta: Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan pembatasan pembelian di seluruh ritel bertujuan untuk pemerataan.
"Karena kalau ritel belinya 10 ton itu bukan ritel namanya. Kalau mau beli 5-10 ton mainnya ke Pasar Induk Cipinang, beli di sini ada, tapi kalau ke ritel 10 kilogram," kata Arief saat ditemui di PIBC, Senin, 12 Februari 2024.
"Kalau di rumah kita ada 10 ton itu namanya tukang jualan, kalau mau beli ton-tonan belinya di sini, Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Tapi kalau yang rumah tangga 5-10 kilogram sudah cukup," sambung dia.
Arief bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kementerian Perdagangan (Kemendag), BUMN, dan Menko Perekonomian, mengakui pada pagi tadi telah mengadakan rapat bersama untuk membahas kondisi perberasan hari ini.
"Beras hari ini cukup, buktinya kalau enggak percaya main aja ke pasar. Di rumah tangga, di rumah bapak ibu semua, pasti ada beras," tegas Arief.
Setelah rapat dengan Presiden itu, Arief langsung diperintahkan untuk membereskan kondisi beras di Cipinang untuk meng-convert beras ke 5 kilogram agar bisa dikirim ke pasar modern dan pasar tradisional.
"Karena di Cipinang ini stoknya banyak tapi di pasar modern stoknya sedikit. Kami mau percepat cetak yang 5 kilogram SPHP nanti Bulog akan berkoordinasi dengan penggiling padi kirim ke modern market, kirim ke pasar tradisional, itu yang 5 kilogram untuk SPHP," terang dia.
Baca juga: Dirut Bulog: Bantuan Pangan Beras akan Dilanjutkan 15 Februari