Ilustrasi. Medcom.id
Semarang: Ribuan buruh dari sejumlah daerah di Jawa Tengah berencana turun ke jalan hari ini untuk menggelar unjukrasa menyambut Hari Buruh Internasional (May Day) Rabu, 1 Mei 2024. Namun tidak semua akan mengajukan tuntutan karena ada ribuan di sejumlah daerah memilih konsep berbeda yakni memberikan hiburan.
Pemantauan sejak pagi tadi, ribuan buruh di sejumlah daerah di Jawa Tengah berkumpul di berbagai titik, mereka berencana melakukan berbagai kegiatan dari mulai olahraga, menyaksikan hiburan hingga menggelar aksi unjukrasa dalam rangka menyambut Hari Buruh Internasional yang tepat jatuh pada hari ini.
Di Kabupaten Kudus sekitar 5.000 buruh berencana turun di jalan, bukan untuk unjukrasa mengajukan tuntutan masalah perburuhan, tetapi mereka menggelar aksi olahraga dan memberikan hiburan untuk ribuan buruh dan keluarganta yang hadir.
"Aksi buruh dengan skema unjukrasa menyampaikan tuntutan pekerja dinilai sudah tidak relevan lagi di tingkat daerah," kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (DPC KSPSI) Kabupaten Kudus, Andreas Hua.
Andreas menjelaskan aksi turun ke jalan kali ini adalah memberikan hiburan kepada para buruh yang telah berjuang untuk kebahagiaan keluarga masing-masing yakni dengan menyiapkan sejumlah kegiatan khusus untuk para buruh seperti jalan sehat, hiburan musik hingga pembagian hadiah dengan menggandeng 100 perusahaan. Di Jepara sekitar 1.000 buruh akan menggelar aksi unjukrasa di depan Kantor Bupati
"Kegiatan aksi May Day di depan Kantor Bupati Jepara adalah meminta kesejahteraan dan perlindungan sebagai buruh pabrik dari Pemkab Jepara," kata Kepala Bidang Ketenagakerjaan Disnakertrans Kabupaten Jepara Abdul Muid.
Aksi May Day di Jepara ini dipelopori beberapa kelompok seperti Federasi Serikat Pekerja Indonesia Perjuangan (FSPIP), Federasi Serikat Buruh Garmen, Kerajinan, Tekstil, Kulit, dan Sentra Industri (FSB Garteks), dan Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI).
Berbeda lagi di Pekalongan, menyambut Hari Buruh Internasional dilakukan dengan menggelar Porseni Tripartit dari mulai perlombaan olahraga, jalan sehat, lomba karaoke hingga berbagai kegiatan menyenangkan lainnya. "Porseni Tripartit ini digelar untuk menciptakan kondusivitas iklim industri di Kota Pekalongan mengalihkan perhatian sejenak para pekerja untuk mengikuti kegiatan-kegiatan positif," ungkap Kepala Dinperinaker Kota Pekalongan Betty Dahfiani Dahlan.
Sementara sekitar 1.500 buruh Jawa Tengah pada jelang sore berencana melakukan aksi unjukrasa untuk menyambut Hari Buruh Internasional di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, namun sebelumnya kegiatan unjukrasa ini akan diarahkan ke Kantor Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah.
"Tuntutan yang akan disampaikan oleh para buruh dalam demonstrasi itu adalah pencabutan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja (Omnibuslaw), karena akar masalah dari mulai upah rendah hingga status pekerja yang tidak jelas berasal dari UU tersebut," ujar Sekretaris Jenderal Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Jawa Tengah Aulia Hakim.
Sedangkan unjukrasa di Apindo Jawa Tengah, menurut Aulia Hakim, akan melawan gugatan Apindo Jateng terhadap SK Gubernur Jateng tentang UMK tahun 2024 yang dilayangkan Februari lalu berisi tuntutan agar UMKM di Kota Semarang dan Jepara disesuaikan dengan PP nomor 51.