Mata Uang Won Rawan Tertekan Dinamika Global

Korea Selatan. Foto: Unsplash.

Mata Uang Won Rawan Tertekan Dinamika Global

Arif Wicaksono • 27 June 2024 14:42

Seoul: Bank Sentral Korea Selatan mengatakan ada kemungkinan tekanan ke bawah meningkat lagi pada mata uang won. Otoritas pun berjanji untuk meningkatkan pemantauan faktor risiko dan menstabilkan pasar sesuai kebutuhan.
 

baca juga:

Korsel Semakin Giat Ekspor ke AS


"Sulit untuk sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan penguatan kembali tekanan terhadap won," kata Bank Sentral Korsel dalam laporan stabilitas keuangan dua tahunannya, dilansir Channel News Asia, Kamis, 27 Juni 2024.

Di antara faktor-faktor risiko utama yang dikutip oleh bank tersebut adalah penurunan ekspektasi penurunan suku bunga AS, konflik geopolitik di Timur Tengah, dan melemahnya mata uang yen Jepang dan yuan Tiongkok.

Kepala keuangan Korea Selatan dan Jepang menyatakan keprihatinan yang sama pada minggu ini mengenai penurunan tajam mata uang mereka dan berjanji untuk mempertahankannya, karena mata uang tersebut tergelincir menuju ambang batas psikologis utama.

"Pelemahan won baru-baru ini lebih curam dibandingkan kenaikan dolar AS, sementara sebagian besar bank investasi masih memperkirakan won akan stabil menjelang akhir tahun," kata BOK.

Pembiayaan kepada sektor real estat

Di dalam negeri, Bank Sentral Korea menilai paparan terhadap pembiayaan proyek real estat sebagai faktor risiko utama bagi sistem keuangan negaranya.

Terdapat kemungkinan kecil bagi risiko-risiko terkait real estat untuk berubah menjadi masalah sistemik, namun risiko gagal bayar telah meningkat untuk proyek-proyek real estat di tengah lesunya pasar properti dan meningkatnya biaya input, dengan tingkat tunggakan yang meningkat dengan cepat di sektor keuangan non-bank.

Ia menambahkan pihaknya akan bekerja sama erat dengan otoritas lain untuk mengatasi faktor ketidakstabilan pasar yang tidak terduga dengan menerapkan langkah-langkah yang memantapkan pada waktu yang tepat.

Sebelumnya, Bank Dunia mengatakan akan memperkuat pemantauan faktor risiko eksternal dan internal untuk memastikan respons kebijakan yang efektif.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)