Ilustrasi operasi pasar beras. Foto: Medcom.id/Roni Kurniawan.
Jakarta: Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdulah menilai operasi pasar yang dilakukan Perum Bulog dengan menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) belum tentu dapat langsung menurunkan harga beras dalam waktu 2-3 minggu di pasaran.
Menurut Rusli, hal itu disebabkan oleh siklus kenaikan harga beras menjelang akhir tahun karena tidak ada panen raya dan dampak dari cuaca ekstrem El Nino.
"Namun, untuk menjaga agar harga tidak naik terus, saya kira operasi pasar Bulog bisa menekan kenaikan harga untuk sementara," kata Rusli kepada Media Indonesia, Selasa, 19 September 2023.
Rusli menjelaskan, terdapat langkah lain yang dapat dilakukan pemerintah untuk mendorong penurunan harga beras saat ini, selain program operasi pasar. Langkah tersebut terbagi menjadi langkah jangka pendek dan jangka panjang.
Untuk jangka pendek, pemerintah dapat melakukan pengawalan lebih ketat terhadap penyaluran operasi pasar agar tepat sasaran. Kemudian, pemerintah juga harus menjaga suplai beras domestik di daerah-daerah yang saat ini sedang dalam masa tanam padi.
"Beberapa daerah ada yang menanam padi tapi tidak ada pasokan air, di sini pemerintah bisa mengoptimalkan bantuan pompa-pompa air agar hasil panen tidak turun," ujar Rusli.
Selanjutnya, Rusli mengatakan, pemerintah juga dapat mengoptimalkan Satgas Pangan untuk memastikan tidak ada oknum nakal dalam penyaluran beras operasi pasar tersebut. Terakhir, dengan merealisasikan kuota impor beras yang dilakukan oleh Bulog.
"Sementara itu, untuk jangka panjang, pemerintah dapat mengutamakan kebijakan diversifikasi sumber karbohidrat ke non beras," tutur dia.
Baca juga: Setelah Operasi Pasar, Jokowi Harap Harga Beras Turun dalam 2-3 Minggu
Jokowi yakin harga beras bisa turun
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi)mengatakan pemerintah sudah melakukan operasi pasar merespons kenaikan harga beras. Selain itu, stok beras di gudang Badan Umum Logistik (Bulog) sudah didistribusikan ke pasar-pasar, termasuk Pasar Induk Cipinang, Jakarta. Dengan suplai tercukupi, Jokowi berharap harga beras mulai turun.
Saat melakukan kunjungan ke Pasar Balimester, Jatinegara, Jakarta, Jokowi menyampaikan harga kebutuhan pokok seperti bawang relatif turun. Tetapi pemerintah masih terus memantau harga beras.
"Ya baik (hasil tinjauan harga di pasar). Hanya satu, sekali lagi satu, harga terkait bawang merah turun, bawang putih juga turun. Hanya satu memang masih beras," ujar Jokowi kepada wartawan.
"Beras kita sudah lakukan operasi pasar, menggelontorkan ke ritel, menggelontorkan ke Cipinang, dan kita harapkan mungkin dalam dua minggu, tiga minggu ini akan mulai dipasarkan, sudah mulai turun (harga beras). Meskipun memang sudah turun sedikit," imbuh dia.
Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan stok cadangan beras pemerintah di gudang Bulog sekitar 1,6 juta ton. Selain itu, sambung Jokowi, akan ada penambahan sekitar 400 ribu ton beras impor dari negara lain. Stok tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Artinya nanti ada stok dua juta. Itu pun masih akan kita tambah lagi satu juta untuk memastikan bahwa stoknya itu ada sehingga kita tidak khawatir terhadap karena kekeringan produksi turun. Ada stoknya," papar Presiden.
(FICKY RAMADHAN)