Ilustrasi operasi pasar beras. Foto: Medcom.id/Roni Kurniawan.
Media Indonesia • 19 September 2023 18:12
Jakarta: Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdulah menilai operasi pasar yang dilakukan Perum Bulog dengan menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) belum tentu dapat langsung menurunkan harga beras dalam waktu 2-3 minggu di pasaran.
Menurut Rusli, hal itu disebabkan oleh siklus kenaikan harga beras menjelang akhir tahun karena tidak ada panen raya dan dampak dari cuaca ekstrem El Nino.
"Namun, untuk menjaga agar harga tidak naik terus, saya kira operasi pasar Bulog bisa menekan kenaikan harga untuk sementara," kata Rusli kepada Media Indonesia, Selasa, 19 September 2023.
Rusli menjelaskan, terdapat langkah lain yang dapat dilakukan pemerintah untuk mendorong penurunan harga beras saat ini, selain program operasi pasar. Langkah tersebut terbagi menjadi langkah jangka pendek dan jangka panjang.
Untuk jangka pendek, pemerintah dapat melakukan pengawalan lebih ketat terhadap penyaluran operasi pasar agar tepat sasaran. Kemudian, pemerintah juga harus menjaga suplai beras domestik di daerah-daerah yang saat ini sedang dalam masa tanam padi.
"Beberapa daerah ada yang menanam padi tapi tidak ada pasokan air, di sini pemerintah bisa mengoptimalkan bantuan pompa-pompa air agar hasil panen tidak turun," ujar Rusli.
Selanjutnya, Rusli mengatakan, pemerintah juga dapat mengoptimalkan Satgas Pangan untuk memastikan tidak ada oknum nakal dalam penyaluran beras operasi pasar tersebut. Terakhir, dengan merealisasikan kuota impor beras yang dilakukan oleh Bulog.
"Sementara itu, untuk jangka panjang, pemerintah dapat mengutamakan kebijakan diversifikasi sumber karbohidrat ke non beras," tutur dia.
Baca juga: Setelah Operasi Pasar, Jokowi Harap Harga Beras Turun dalam 2-3 Minggu