Warga Gabon di tengah kudeta militer. Foto: Associated Press
Fajar Nugraha • 31 August 2023 10:46
Libreville: Amerika Serikat (AS) mendesak militer Gabon untuk mempertahankan pemerintahan sipil, menyuarakan keprihatinan setelah para pemimpin kudeta menggulingkan presiden yang berkuasa. Kudeta terjadi setelah pemilu yang disengketakan.
“Kami mendesak mereka yang bertanggung jawab untuk melepaskan dan menjamin keselamatan anggota pemerintah dan keluarga mereka serta mempertahankan pemerintahan sipil,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Matthew Miller dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Kamis 31 Agustus 2023.
Baca: Kudeta Militer di Gabon, Presiden Ali Bongo Menjadi Tahanan Rumah.
Pernyataan itu, sejalan dengan pernyataan sekutu Barat, muncul beberapa jam setelah militer menempatkan Presiden Ali Bongo Ondimba dalam tahanan rumah. Keluarga Ali Bongo telah memerintah negara Afrika yang kaya minyak itu selama 55 tahun.
“Amerika Serikat sangat prihatin dengan perkembangan yang terjadi di Gabon. Kami tetap menentang keras perampasan kekuasaan militer atau pengalihan kekuasaan yang tidak konstitusional,” kata Miller.
Kudeta tersebut terjadi sebulan setelah militer merebut kekuasaan di negara Afrika lainnya, Niger.
Berbeda dengan Niger, di mana presiden terguling Mohamed Bazoum merupakan sekutu utama negara-negara Barat yang dipuji karena kredibilitas demokrasinya dan membawa pasukan Amerika dan Perancis untuk melawan para militan, Amerika Serikat memiliki keterlibatan terbatas dengan militer Bongo atau Gabon.
Pernyataan AS menyuarakan keprihatinan atas “kurangnya transparansi dan laporan penyimpangan seputar pemilu,” yang diklaim pihak oposisi telah dimenangkan.