Rumah Sakit Diserang Junta Myanmar, 31 Orang Dilaporkan Tewas

Pasukan junta Myanmar lakukan serangan terbesar di tahun ini. Foto: EFE-EPA

Rumah Sakit Diserang Junta Myanmar, 31 Orang Dilaporkan Tewas

Fajar Nugraha • 11 December 2025 17:10

Mrauk U: Sebuah serangan udara militer Myanmar menewaskan lebih dari 30 orang di sebuah rumah sakit, kata seorang petugas bantuan di lokasi pada Kamis 11 Desember 2025. Junta kini mulai melancarkan serangan paling besar menjelang pemilihan yang dimulai bulan ini.

Junta telah meningkatkan serangan udara dari tahun ke tahun sejak dimulainya perang saudara Myanmar, kata para pengamat konflik, setelah merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 2021 yang mengakhiri eksperimen demokrasi selama satu dekade.

Militer telah menetapkan pemilihan umum mulai 28 Desember -,menggembar-gemborkan pemungutan suara sebagai jalan keluar dari pertempuran,- tetapi pemberontak telah berjanji untuk menghalangi pemungutan suara di wilayah yang mereka kuasai, yang sedang diperjuangkan junta untuk direbut kembali.

Sebuah jet militer mengebom rumah sakit umum Mrauk-U di negara bagian Rakhine barat, yang berbatasan dengan Bangladesh, pada Rabu malam, kata petugas bantuan di lokasi, Wai Hun Aung.

"Situasinya sangat mengerikan," kata Wai, seperti dikutip dari AFP.

"Untuk saat ini, kami dapat memastikan ada 31 kematian dan kami pikir akan ada lebih banyak kematian. Selain itu, ada 68 orang terluka dan jumlahnya akan terus bertambah,” ujar Wai.

Setidaknya 20 jenazah yang diselimuti kain terlihat di tanah di luar rumah sakit semalam. Juru bicara junta tidak dapat dihubungi segera untuk memberikan komentar.

Negara bagian Rakhine hampir seluruhnya dikendalikan oleh Tentara Arakan (AA) - sebuah kekuatan separatis etnis minoritas yang aktif jauh sebelum militer melakukan kudeta yang menggulingkan pemerintahan sipil pemimpin demokratis Aung San Suu Kyi.

Sebuah pernyataan dari departemen kesehatan AA pada Rabu malam mengatakan 10 pasien rumah sakit "tewas di tempat" dalam serangan udara sekitar pukul 9 malam.

Lawan kuat

AA telah muncul sebagai salah satu kelompok oposisi paling kuat dalam perang saudara yang melanda Myanmar, bersama dengan pejuang dan partisan etnis minoritas lainnya yang mengangkat senjata setelah kudeta.

Kelompok pemberontak yang tersebar awalnya kesulitan untuk maju sebelum tiga kelompok memimpin serangan gabungan yang dimulai pada tahun 2023, membuat militer kewalahan dan mendorongnya untuk memperkuat barisannya dengan pasukan wajib militer.

AA merupakan peserta kunci dalam apa yang disebut "Aliansi Tiga Persaudaraan", tetapi dua faksi lainnya tahun ini menyetujui gencatan senjata yang dimediasi oleh Tiongkok, sehingga AA menjadi satu-satunya yang tersisa.

Meskipun pemilihan yang dijalankan militer telah banyak dikritik oleh para pengawas termasuk PBB, Beijing muncul sebagai pendukung utama dengan mengatakan bahwa pemilihan tersebut harus "memulihkan stabilitas sosial" bagi negara-negara tetangganya.

AA telah terbukti sebagai lawan yang tangguh bagi junta dan sekarang mengendalikan semua kecuali tiga dari 17 kota di Rakhine, menurut para pengawas konflik.

Namun ambisi kelompok tersebut sebagian besar terbatas pada tanah air mereka di Rakhine, yang terhimpit oleh pantai Teluk Bengal dan pegunungan yang ditutupi hutan di utara.

Kelompok tersebut juga dituduh melakukan kekejaman, termasuk terhadap minoritas etnis Rohingya yang mayoritas beragama Muslim di wilayah tersebut.

Sementara itu, militer telah memblokade Rakhine, yang berkontribusi pada krisis kemanusiaan yang telah menyebabkan "peningkatan dramatis dalam kelaparan dan kekurangan gizi," kata World Food Program (WFP) pada Agustus.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Fajar Nugraha)