BMKG Catat Kenaikan Air Laut di 11 Wilayah Timur Indonesia Imbas Gempa Rusia

Jakarta: Gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo (M) 8,7 di Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Senin, 30 Juli 2025, memicu kenaikan muka air laut di sejumlah wilayah Indonesia bagian timur. Peristiwa gempa bumi itu juga memicu peringatan dini tsunami di kawasan pasifik.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat kenaikan muka air laut di sejumlah wilayah Indonesia, berkisar 0,05 sampai 0,2 meter. Berikut rinciannya: 

1. Bitung, Sulawesi Utara, pukul 14.20 WIB, kenaikan air laut 0,21 meter. 
2. Depapre, Papua, pukul 14.45 WIB, kenaikan air laut 0,2 meter
3. Gebe, Maluku Utara, pukul 14.57WIB, kenaikan air laut 0,11 meter
4. Jayapura Dok 2, Papua, pukul 14.14WIB, kenaikan air laut 0,2 meter
5. Likupang, Sulawesi Utara, pukul 17.20 WIB, kenaikan air laut 0,14 meter
6. Manado, pukul 16.42 WIB, kenaikan air laut 0,08 meter
7. Manokwari, Papua Barat, pukul 14.23 WIB, kenaikan air laut 0,15 meter
8. Sarmi, Papua, pukul 14.20 WIB, kenaikan air laut 0,2 meter
9. Sausapor, Papua Barat Daya, pukul 15.04 WIB, kenaikan air laut 0,3 meter
10. Sorong, Papua Barat, pukul 14.35 WIB, kenaikan air laut 0,2 meter
11. Tapaleo, Maluku Utara, pukul 14.15 WIB, kenaikan air laut 0,1 meter

"Sementara di Gorontalo tidak terdeteksi anomali muka laut," sebut BMKG dalam akun resmi, Rabu, 30 Juli 2025. 

BMKG mencatat, hingga sore ini , ada 43 gempa bumi susulan telah tercatat dengan magnitudo terbesar 6,9. Menurut Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, pantai seperti teluk atau ceruk sempit dapat memperkuat gelombang tsunami. Sehingga potensi dampak lokal tetap harus diwaspadai.

"Meski ketinggian relatif kecil, kami tetap menetapkan status Waspada untuk sejumlah wilayah pesisir. Artinya daerah-daerah tersebut berpotensi terdampak felombang tsunami setinggi 0,5 meter," ujar Daryono.