Selebgram Lisa Mariana tiba di Bareskrim Polri untuk menjalani tes DNA bersama eks Gubernur Jabar Ridwan Kamil (RK). Foto: Metrotvnews.com/Siti Yona Hukmana.
Riza Aslam Khaeron • 20 August 2025 18:33
Jakarta: Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat, kembali menjadi sorotan publik setelah hasil tes DNA menunjukkan bahwa ia bukan ayah biologis dari anak selebgram Lisa Mariana, yang berinisial CA.
Kasus ini bermula dari tudingan Lisa yang mengklaim bahwa dirinya hamil setelah bertemu Ridwan Kamil di Palembang pada Juni 2021. Tuduhan tersebut membuat Ridwan Kamil melaporkan Lisa ke Bareskrim Polri atas dugaan pencemaran nama baik.
"Bahwa saudara RK dan anak saudari LM berinisial CA tidak memiliki kecocokan DNA atau nonidentik," kata Kasubdit I Dittipidsiber Bareskrim Polri Kombes Rizki Agung Prakoso di Bareskrim Polri, Rabu, 20 Agustus 2025.
Lantas apa itu Tes DNA dan seperti apa prosesnya? Berikut penjelasannya.
Apa Itu Tes DNA?
Melansir laman MedlinePlus, situs resmi milik Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat, tes DNA atau pengujian genetik adalah pemeriksaan medis yang digunakan untuk mengidentifikasi perubahan pada gen, kromosom, atau protein dalam tubuh.
Tes ini dapat membantu memastikan atau menyingkirkan dugaan kelainan genetik, sekaligus menentukan kemungkinan seseorang mengembangkan atau mewariskan gangguan genetik tertentu.
Karena itu, tes ini dapat menentukan apakah suatu individu memiliki hubungan genetik dengan individu lainnya.
Terdapat tiga jenis utama pengujian genetik:
- Tes genetik molekuler, yang memeriksa urutan DNA guna mengidentifikasi mutasi atau variasi gen yang menjadi penyebab penyakit atau meningkatkan risiko keturunan.
- Tes kromosom, yang menganalisis struktur dan jumlah kromosom untuk mendeteksi kelainan besar seperti duplikasi atau kehilangan bagian dari kromosom.
- Tes biokimia, yang menilai kadar atau aktivitas protein dan enzim tertentu, karena kelainan pada fungsi protein bisa menjadi indikator adanya gangguan genetik.
Tes DNA bersifat sukarela dan memiliki manfaat serta risiko. Oleh karena itu, keputusan untuk menjalani tes ini umumnya melibatkan konsultasi dengan dokter atau konselor genetik guna memahami aspek medis, sosial, dan emosional dari hasil yang mungkin diperoleh.
Bagaimana Proses Tes DNA Dilakukan?
Setelah seseorang memutuskan untuk menjalani tes DNA, tenaga kesehatan seperti dokter atau konselor genetik akan mengatur proses pengujian. Tes ini sering kali merupakan bagian dari konsultasi genetik untuk memastikan pemahaman pasien atas prosedur dan konsekuensinya.
Berikut adalah tahapan proses tes DNA menurut MedlinePlus:
1. Pengambilan Sampel
Sampel biologis diambil dari darah, air liur, usapan pipi (buccal swab), rambut, kulit, atau cairan ketuban (pada kehamilan). Salah satu metode yang umum adalah buccal smear, yakni pengambilan sel dari bagian dalam pipi dengan kapas atau alat kecil seperti sikat. Untuk bayi baru lahir, pengambilan dilakukan lewat darah dari tumit (heel prick).
2. Pemeriksaan di Laboratorium
Sampel yang telah diambil dikirim ke laboratorium untuk dianalisis. Di sana, teknisi laboratorium mencari perubahan atau kelainan pada struktur DNA, kromosom, atau protein—tergantung pada jenis kelainan genetik yang dicurigai. Pemeriksaan ini bisa spesifik pada gen tertentu atau berskala lebih luas.
3. Pelaporan Hasil
Hasil tes kemudian dilaporkan secara tertulis kepada dokter, konselor genetik, atau langsung kepada pasien bila diminta. Apabila hasilnya menunjukkan kelainan atau kecocokan, maka pemeriksaan lanjutan bisa disarankan untuk konfirmasi.
Sebelum dilakukan pengambilan sampel, pasien wajib diberikan penjelasan menyeluruh mengenai prosedur, manfaat, keterbatasan, serta kemungkinan dampak psikologis atau sosial dari hasil tes. Proses ini disebut informed consent dan harus dilakukan secara tertulis dan transparan.
Selain itu, tes DNA juga tersedia dalam bentuk layanan langsung ke konsumen (direct-to-consumer), tanpa perantara dokter. Namun MedlinePlus menekankan bahwa hasil dari layanan semacam ini sebaiknya tetap dikonsultasikan kepada tenaga profesional medis untuk ditafsirkan secara akurat dan bertanggung jawab.
Tes DNA tidak hanya memberikan kepastian ilmiah dalam kasus hukum atau hubungan biologis, tetapi juga memainkan peran penting dalam meluruskan informasi di tengah sorotan publik. Hasil yang menyatakan bahwa
Ridwan Kamil bukan ayah biologis anak Lisa Mariana menjadi titik terang atas polemik yang sempat memicu perdebatan luas.
Ke depan, pemahaman masyarakat tentang proses dan keabsahan tes genetik perlu terus diperkuat agar tidak mudah terjebak pada opini sebelum ada bukti ilmiah yang sah.