Tiongkok Siap Hadapi Segala Bentuk Perang yang Disuarakan AS

Presiden AS Donald Trump terus menerus ancam perang dagang. Foto: Anadolu

Tiongkok Siap Hadapi Segala Bentuk Perang yang Disuarakan AS

Fajar Nugraha • 6 March 2025 12:31

Beijing:  Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok semakin meningkat setelah Beijing memperingatkan Washington bahwa pihaknya siap menghadapi "segala bentuk perang", termasuk perang dagang, menyusul kebijakan tarif baru yang diberlakukan oleh pemerintahan Donald Trump. 

Pernyataan keras ini disampaikan setelah AS menggandakan tarif impor terhadap produk-produk asal Tiongkok menjadi 20 persen, langkah yang segera dibalas oleh Beijing dengan tarif balasan hingga 15 persen pada barang-barang AS tertentu. Selain itu, Tiongkok memperluas kontrol ekspor terhadap selusin perusahaan AS serta mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lian Jian, menyatakan bahwa negaranya siap bertahan hingga akhir dalam menghadapi tekanan dari Washington. 

"Jika perang yang diinginkan AS, baik itu perang tarif, perang dagang, atau bentuk konflik lainnya, kami siap bertarung sampai akhir," tegasnya dalam konferensi pers pekan ini, seperti dikutip 9News, Kamis 6 Maret 2025.

Lian menambahkan bahwa strategi AS yang mengandalkan "tekanan, paksaan, dan ancaman" bukanlah cara yang tepat dalam berurusan dengan Tiongkok. Selain itu, ia juga menepis tuduhan yang dilontarkan oleh pemerintahan Trump bahwa Tiongkok bertanggung jawab atas meningkatnya peredaran fentanil, obat opioid yang menjadi penyebab utama kematian akibat overdosis di AS. 

"AS, bukan negara lain, yang bertanggung jawab atas krisis fentanil di dalam negerinya sendiri. Dalam semangat kemanusiaan dan niat baik terhadap rakyat Amerika, kami telah mengambil langkah-langkah tegas untuk membantu AS mengatasi masalah ini," ujar Lian.

Pernyataan keras dari Beijing muncul saat para pejabat tinggi Tiongkok, termasuk Presiden Xi Jinping, berkumpul dalam pertemuan Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Beijing. Dalam pertemuan tersebut, pemerintah mengumumkan bahwa anggaran pertahanan Tiongkok akan meningkat sebesar 7,2 persen pada tahun ini, sejalan dengan upaya negara itu untuk memperkuat kapasitas militernya. 

Saat ini, Tiongkok memiliki anggaran pertahanan terbesar kedua di dunia setelah AS, dan mengoperasikan angkatan laut terbesar secara global. Modernisasi militer Tiongkok terus berlanjut, termasuk pengembangan jet tempur siluman, perluasan armada kapal induk dari tiga menjadi empat unit, serta peningkatan kapasitas persenjataan nuklir.

Ketegangan dengan AS bukan satu-satunya faktor yang mendorong Tiongkok meningkatkan belanja militernya. Persaingan dengan Taiwan, Jepang, dan negara-negara di sekitar Laut Tiongkok Selatan juga berkontribusi terhadap peningkatan investasi dalam teknologi pertahanan canggih. 

Washington, di sisi lain, terus memperkuat aliansinya di kawasan Indo-Pasifik, termasuk dengan Jepang dan Korea Selatan, untuk menghadapi pengaruh militer Tiongkok. Ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia ini semakin memperumit situasi geopolitik global, dengan dampak yang meluas ke sektor ekonomi, industri, dan stabilitas regional.


(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)