Penambangan di Raja Ampat Dinilai Bentuk Eksploitasi yang Sangat Problematik

Raja Ampat. Foto: MTVN/Damar Iradat.

Penambangan di Raja Ampat Dinilai Bentuk Eksploitasi yang Sangat Problematik

Ihfa Firdausya • 6 June 2025 22:23

Jakarta: Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menyebut penambangan di wilayah Raja Ampat, khususnya pada pulau kecil seperti Pulau Gag, Pulau Kawe, dan sekitarnya, merupakan bentuk eksploitasi sumber daya alam yang sangat problematik, baik dari sisi ekologis maupun hukum. Sebab, Raja Ampat merupakan kawasan dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia.

"Setiap bentuk kegiatan ekstraktif seperti penambangan nikel di wilayah ini menimbulkan ancaman serius terhadap ekosistem laut, keberlanjutan kehidupan masyarakat lokal, dan warisan ekologis global," kata Koordinator Nasional Jatam Melky Nahar kepada Media Indonesia, Jumat, 6 Juni 2025.

Dalam konteks Indonesia, pulau-pulau kecil (kurang dari 2.000 kilometer per segi) memiliki perlindungan khusus melalui Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Beleid tersebut menegaskan bahwa kegiatan yang berdampak besar dan merusak lingkungan, seperti penambangan, seharusnya tidak dilakukan di pulau kecil.

"Hal ini karena pulau kecil sangat rentan terhadap perubahan ekologi, abrasi, pencemaran, dan kehilangan habitat laut yang dapat bersifat irreversible," ungkap dia.
 

Baca juga: 

Menteri LH Diminta Evaluasi Izin AMDAL Tambang Nikel di Raja Ampat


Berdasarkan ketentuan tersebut penambangan di pulau kecil seperti yang terjadi di Raja Ampat tidak hanya melanggar prinsip keberlanjutan. Aktivitas tersebut juga juga bertentangan dengan kerangka hukum nasional," ujar dia.

Sebelumnya Greenpeace Indonesia mengungkap adanya dugaan eksploitasi nikel di ketiga pulau di sekitar Raja Ampat, yaitu di Pulau Gag, Pulau Kawe, dan Pulau Manuran. Aktivitas tambang tersebut dikatakan telah membabat lebih dari 500 hektare hutan dan vegetasi alami khas. 

Sejumlah dokumentasi yang dihimpun Greenpeace menunjukkan adanya limpasan tanah yang memicu sedimentasi di pesisir. Hal itu berpotensi merusak karang dan ekosistem perairan Raja Ampat akibat pembabatan hutan dan pengerukan tanah. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Anggi Tondi)