Rantai Pasok Gas Didorong Jadi Pilar Ketahanan dan Transisi Energi

Ilustrasi. Foto: Dok istimewa

Rantai Pasok Gas Didorong Jadi Pilar Ketahanan dan Transisi Energi

Eko Nordiansyah • 13 October 2025 09:03

Jakarta: Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) sekaligus Vice Chairman Indonesian Gas Society (IGS), Rakhmad Dewanto, menegaskan bahwa rantai pasok gas akan menjadi salah satu kekuatan utama dalam menjaga ketahanan energi Indonesia.

Rakhmad menjelaskan bahwa kebutuhan energi Indonesia untuk lima tahun mendatang diproyeksikan tumbuh 2,3 persen per tahun yang didominasi oleh pertumbuhan sektor kelistrikan sebesar 5,4 persen per tahun. Menurutnya, energy security dan energy sustainaiblity sama pentingnya sehingga dibutuhkan berbagai energi yg tersedia baik  batubara, gas/LNG maupun energi terbarukan.

“Dengan semakin bertambahnya pembangkit renewable, pembangkit gas akan bertambah pula, tidak hanya sebagai energi transisi namun menjadi energi pelengkap terutama untuk PLTS dan PLTB,” ujar Rakhmad dalam Rystad Energy APAC Annual Summit 2025 dikutip Senin, 13 Oktober 2025.

LNG akan semakin berperan dalam mendorong perekonomian di Indonesia terutama di sektor kelistrikan. PLN EPI membutuhkan LNG untuk kelistrikan yang semakin meningkat. Pada 2022 dibutuhkan 61 kargo dan pada 2025 naik menjadi 90 kargo untuk selanjutnya meningkat menjadi 104 kargo di tahun depan.

Baca Juga :

Simak! Rincian Tarif Listrik PLN Terbaru untuk 13-19 Oktober 2025



(Ilustrasi. Foto: Dok istimewa)

Harga gas dan LNG kompetitif

Untuk mendukung pengembangan industri gas di Indonesia sebagai bagian dari terwujudnya energy security dan energy sustainability, harga gas dan LNG untuk kelistrikan saat ini relatif kompetitif dibandingkan harga internasional. Hal ini akan menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya sebagai negara pengekspor gas namun juga salah satu pemakai gas utama di regional.

PLN EPI kini tengah memperkuat rantai pasok gas melalui pengembangan infrastruktur LNG midstream. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas penyimpanan LNG dari 700 ribu m3 menjadi 1,2 juta m3 serta kapasitas regasifikasi dari 1.300 MMSCFD menjadi 3.850 MMSCFD.

“Dengan infrastruktur LNG yang saat ini dibangun terutama di kawasan timur Indonesia, pengembangan pasar baru gas diharapkan dapat terbuka sehingga baik ketahanan energi dan pengurangan emisi dapat dicapai mengingat cadangan gas masih tersedia melimpah,” tambahnya.

Rakhmad juga menyoroti adanya potensi kerjasama di kawasan Asia Tenggara untuk mendukung energy security di kawasan baik melalui kolaborasi kontrak jual beli maupun pengembangan infrastruktur gas/LNG bersama. Kolaborasi ini untuk menghadapi ketidakpastian, meraih peluang baru, serta membuka nilai di sepanjang rantai energi global.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)