Presiden AS Donald Trump dalam KTT Perdamaian Gaza di Sharm el-Sheikh, Mesir, Senin, 13 Oktober 2025. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 14 October 2025 17:08
Sharm el-Sheikh: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut penandatanganan Deklarasi Gaza sebagai “hari luar biasa bagi Timur Tengah.” Pernyataan itu disampaikan usai dirinya bersama para pemimpin Mesir, Qatar, dan Turki menandatangani kesepakatan gencatan senjata di Sharm el-Sheikh, Mesir, Senin, 13 Oktober.
Kesepakatan tersebut ditandatangani hanya beberapa jam setelah Israel dan Hamas saling menukar sandera dan tahanan dalam proses yang dimediasi Amerika Serikat.
Sebelum menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Gaza, Trump sempat berkunjung ke Israel dan berpidato di parlemen, memuji Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan menyebut perdamaian di kawasan “akhirnya tercapai.”
“Ini hari yang luar biasa bagi dunia dan bagi Timur Tengah. Akhirnya, kita mencapai apa yang dulu dianggap mustahil,” ujar Trump, dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 14 Oktober 2025.
Deklarasi Gaza memuat komitmen untuk mewujudkan perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan bersama di kawasan, serta menegaskan dukungan terhadap solusi dua negara. Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi menyebut kesepakatan ini sebagai “akhir dari babak menyakitkan dalam sejarah kemanusiaan.”
Sebagai bagian dari kesepakatan, Hamas membebaskan 20 sandera terakhir setelah dua tahun ditahan, sementara Israel melepaskan 1.968 tahanan Palestina.
Kabar pembebasan itu disambut suka cita di berbagai wilayah. Di Tel Aviv, keluarga sandera menitikkan air mata haru saat menyambut kepulangan kerabat mereka. Sementara di Ramallah dan Khan Younis, warga Palestina memeluk dan mendoakan para tahanan yang baru dibebaskan.
Meski gencatan senjata membawa harapan baru, Gaza masih menghadapi krisis kemanusiaan berat setelah perang dua tahun menewaskan lebih dari 67.000 orang dan menghancurkan sebagian besar wilayah.
“Kegembiraan terbesar adalah melihat keluargaku kembali utuh,” ujar Yusef Afana, mantan tahanan asal Gaza Utara.
Trump menegaskan gencatan senjata ini adalah langkah awal menuju stabilitas kawasan. Namun, sejumlah analis menilai tantangan masih besar, termasuk penolakan Hamas untuk melucuti senjata dan belum adanya komitmen Israel menarik pasukannya dari Gaza.
“Masih banyak detail yang harus disepakati,” kata pengamat hubungan internasional Gregory Treverton dari University of Southern California.
Euforia perdamaian kini mulai terasa di Timur Tengah, namun keberlanjutannya akan bergantung pada sejauh mana kedua pihak menepati kesepakatan dan menahan diri dari tindakan provokatif. (Keysa Qanita)
Baca juga: Serukan Era Perdamaian, Donald Trump Janjikan Pembangunan Stabil di Timur Tengah