Pamitan calon jemaah haji asal Kabupaten Gunungkidul. Dokumentasi/Istimewa
Gunungkidul: Sebanyak 273 calon jemaah haji asal Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berpamitan pada Kamis, 15 Mei 2025. Dari jumlah itu, calon jemaah tertua adalah seorang petani bernama Minem Reso Dimejo, 91, warga Ngasem Selatan, Desa Plemutan, Kecamatan Wonosari.
Sementara calon jemaah termuda adalah Nabila Zahra Permata Esyananda, 20, mahasiswi asal Budegan II, Desa Piyaman, Kecamatan Wonosari.
"Dari jumlah tersebut, 272 orang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 69 SOC, sementara 1 orang jemaah mutasi, Ibu Surtiyah Ngadinah Karso Pawiro dari Kalurahan Watusigar, (Kecamatan) Ngawen, tergabung dalam kloter 66 SOC," kata Ketua Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawati.
Kloter 66 SOC dijadwalkan masuk ke Embarkasi Donohudan, Boyolali, pada Selasa, 20 Mei 2025 pukul 18.00 WIB. Adapun kloter 69 SOC akan masuk Embarkasi Donohudan pada Rabu, 21 Mei 2025 pukul 16.00 WIB, dan akan berangkat ke Tanah Suci pada Kamis, 22 Mei 2025 pukul 18.45 WIB.
Menurut dia para calon jemaah dijadwalkan tiba di Jeddah pada Jumat, 23 Mei 2025 pukul 04.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Kloter 69 SOC akan berangkat bersama calon jemaah dari Kabupaten Bantul sebanyak 42 orang dan Kabupaten Sleman 42 orang, serta 6 petugas kloter.
"Pemerintah Kabupaten Gunungkidul akan menggelar upacara pelepasan resmi bagi (calon) jemaah kloter 69 pada Rabu, 21 Mei 2025 pukul 10.30 WIB di Masjid Agung Al Ikhlas Wonosari," jelasnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Gunungkidul, Sri Suhartanta, mengingatkan kepada para calon jemaah memaksimalkan kesempatan itu. Menurut dia, kesempatan beribadah di tanah suci harus jadi bekal pribadi ke depan.
"Menjadi tamu Allah adalah anugerah sekaligus tanggung jawab besar. Niat, perjuangan, dan kebersamaan saudara sekalian dalam menjalankan ibadah ini diharapkan menjadi bekal untuk pulang sebagai pribadi yang lebih baik dan menjadi teladan di lingkungan masing-masing," kata Suhartanta.
Ia berpesan tentang pentingnya pengelolaan diri selama menjalani ibadah haji. Ia mengutip pernyataan Bung Karno, bahwa ibadah haji bisa jadi momen penyempurnaan jiwa.
"Seperti dikatakan Bung Karno, 'Menaklukkan ribuan manusia mungkin tidak disebut pemenang, tapi bisa menaklukkan diri sendiri disebut penakluk yang brilian.' Haji bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan hati dan penyempurnaan jiwa," ucapnya.