Ilustrasi. Foto: Freepik.
Eko Nordiansyah • 14 March 2025 08:48
Chicago: Harga emas meroket pada Kamis waktu setempat, dengan logam kuning mencapai rekor tertinggi baru USD2.985 atau setara Rp48,87 juta (kurs Rp16.375 per USD) dan siap untuk melanjutkan tren menuju angka USD3.000.
Dilansir dari FXStreet, Jumat, 14 Maret 2025, ketidakpastian mengenai kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya kemungkinan Federal Reserve (Fed) akan menurunkan suku bunga mendukung logam berharga ini. XAU/USD diperdagangkan di USD2.983, naik 1,70 persen.
Pergerakan logam kuning ini diperkirakan akan terus berlanjut saat Presiden AS Donald Trump memulai perang dagang dengan sekutu dan lawan AS, saat ia berusaha mengurangi defisit perdagangan. Fluktuasi dalam penerapan dan penghapusan bea masuk pada impor terus menarik uang ke daya tarik safe haven emas.
Baru-baru ini, beberapa pejabat AS tampaknya tidak khawatir tentang reaksi Wall Street terhadap kebijakan perdagangan pemerintahan Trump. Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan komentarnya Jumat lalu tentang "periode detoks" tidak berarti resesi diperlukan. Sebaliknya, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan bahwa resesi akan "sepadan" untuk menerapkan kebijakan pemerintahan saat ini.
Ini menjadi lampu hijau bagi para investor, yang melanjutkan aksi jual di ekuitas AS dan membeli aset safe haven seperti Emas dan Yen Jepang (JPY).
Baca juga:
Prospek Bullish Emas Kian Menguat Seiring Pelemahan Inflasi AS |