Evakuasi Korban Longsor Cilacap Terkendala Cuaca dan Tanah Labil

Proses pencarian korban longsor di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis malam, 13 November 2025. Dokumentasi/ Metro TV.

Evakuasi Korban Longsor Cilacap Terkendala Cuaca dan Tanah Labil

Media Indonesia • 14 November 2025 18:33

Cilacap: Upaya evakuasi korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, menghadapi berbagai kendala. Hingga Jumat, 14 November 2025, tercatat tiga warga tewas dan 20 orang lainnya masih tertimbun material longsoran sedalam 3 hingga 5 meter.

Bencana longsor terjadi pada Kamis malam, 13 November 2025, setelah hujan berintensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut sejak sore hari. Material tanah dari perbukitan setinggi 60 meter ambruk dan menerjang permukiman warga di dua dusun, yakni Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut.

Dua korban meninggal, Julia dan Maya, ditemukan pada Kamis malam, 13 November 2025. Sedangkan satu korban lainnya, Yuni, ditemukan pada Jumat siang, 14 November 2025.


Longsor di Cilacap. (Media Indonesia)

Evakuasi Terkendala Cuaca dan Tanah Labil

Kepala Kantor SAR Cilacap, M Abdullah, menjelaskan bahwa proses evakuasi mengalami hambatan serius. Selain akses alat berat yang sulit, kondisi tanah yang labil dan cuaca hujan membuat tim gabungan harus menghentikan operasi lebih awal.

“Pada jam 15.30 WIB, evakuasi hari kedua dihentikan karena hujan. Akses alat berat dan ketebalan longsoran tanah menjadi kendala utama,” jelasnya di Posko Induk Basarnas, Kecamatan Majenang, Cilacap, Jumat, 14 November 2025. Sementara itu, Kepala BPBD Cilacap, Taryo, menambahkan bahwa terdapat 20 warga yang diduga masih tertimbun material longsor. Untuk mempercepat penanganan, BPBD mengerahkan tiga alat berat.

“Hari ini ada tiga alat berat yang bekerja,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Budi Setyawan, menyebutkan bahwa tebing yang labil tak mampu menahan curah hujan tinggi sehingga memicu longsoran besar pada sekitar pukul 20.00 WIB.

Kronologi Kejadian dan Kesaksian Korban Selamat

Salah satu korban selamat, Daryana, kehilangan istri dan anaknya dalam bencana tersebut. Putrinya, Maya, ditemukan pada Kamis malam, sementara istrinya, Yuni, ditemukan pada Jumat siang.

Ia menceritakan bahwa sesaat setelah menghadiri kegiatan tahlilan, suara gemuruh terdengar dari arah tebing. Ketika berusaha menyelamatkan keluarganya, ia justru terseret lumpur hingga sejauh 15 meter.

“Saya tidak bisa bergerak, hanya mengikuti lumpur yang terus bergerak. Saya tidak sempat menyelamatkan anak istri,” katanya dengan suara berat.

Warga lain, Imam Faedi, juga menceritakan detik-detik dramatis ketika tanah mulai bergerak. Saat sedang berbincang di depan rumah, ia mendengar suara gemuruh keras disusul material tanah yang meluncur cepat.

“Seperti gumpalan asap, lalu kayu beterbangan. Yang terakhir itu kayak ular berenang di kali. Tanah langsung bergerak,” ungkap Imam.

Ia segera berlari pulang demi menyelamatkan dua anaknya. Rumahnya sudah terdorong material longsor, namun beruntung anak-anaknya berhasil selamat meski dalam kondisi syok.

Imam juga menuturkan bahwa kondisi gelap dan tanah yang terus bergerak membuat proses pertolongan berlangsung lambat. Warga baru dapat mendengar teriakan minta tolong ketika tanah berhenti bergeser. (LD/MI)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Lukman Diah Sari)