Politikus Anti-Islam Tarik Dukungan ke Pemerintahan, Guncang Politik Belanda

Geert Wilders, pemimpin sayap kanan Belanda. Foto: Anadolu

Politikus Anti-Islam Tarik Dukungan ke Pemerintahan, Guncang Politik Belanda

Fajar Nugraha • 3 June 2025 19:10

Den Haag: Geert Wilders, pemimpin sayap kanan Belanda, menarik partainya PVV keluar dari koalisi yang berkuasa. Ini menjadi sebuah langkah yang diperkirakan akan menghancurkan pemerintahan sayap kanan dan memicu pemilihan umum baru.

Wilders mengatakan bahwa mitra koalisinya tidak bersedia mendukung usulannya untuk menghentikan migrasi suaka.

"Tidak ada tanda tangan dalam rencana suaka kami. PVV meninggalkan koalisi," Wilders mengumumkan dalam sebuah posting di X, seperti dikutip dari The Independent, Selasa 3 Juni 2025.

Ia juga mengonfirmasi bahwa ia telah memberi tahu Perdana Menteri Dick Schoof bahwa semua menteri dari partainya PVV akan mengundurkan diri dari pemerintahan. Namun Schoof belum menanggapi pengunduran diri tersebut.

Langkah tak terduga oleh Wilders mengakhiri koalisi yang sudah tidak stabil, yang telah berjuang untuk menemukan titik temu sejak dibentuk Juli lalu.

Hasil yang mungkin terjadi adalah pemilihan umum baru dalam beberapa bulan mendatang, yang menambah ketidakpastian politik di ekonomi terbesar kelima di Zona Euro.

Hal ini juga kemungkinan akan menunda keputusan mengenai kemungkinan peningkatan bersejarah dalam pengeluaran pertahanan untuk memenuhi target NATO yang baru.

Dan hal ini akan membuat Belanda hanya memiliki pemerintahan sementara ketika menerima para pemimpin negara NATO untuk sebuah pertemuan puncak guna memutuskan target-target ini di Den Haag akhir bulan ini.

Ketidakpercayaan dan kemarahan

Mitra koalisi Wilders menanggapi dengan ketidakpercayaan dan kemarahan.  "Ini membuat kita tampak seperti orang bodoh," kata pemimpin partai konservatif VVD, Dilan Yesilgoz.

"Ada perang di benua kita. Alih-alih menghadapi tantangan, Wilders menunjukkan bahwa ia tidak bersedia bertanggung jawab,” imbuh Yesilgoz.

"Ini luar biasa," kata pemimpin partai NSC yang beraliran tengah, Nicolien van Vroonhoven.

"Tidak bertanggung jawab untuk menjatuhkan pemerintah pada titik ini,” ucap Van Vroonhoven.

Dengan keluarnya PVV, partai-partai lain memiliki pilihan teoritis untuk mencoba dan melanjutkan sebagai pemerintahan minoritas. Mereka tidak diharapkan untuk melakukannya, dan belum mengonfirmasinya.

Wilders memenangkan pemilihan umum terakhir di Belanda, tetapi jajak pendapat terkini menunjukkan bahwa ia telah kehilangan dukungan sejak bergabung dengan pemerintah.

Jajak pendapat kini menempatkan partainya pada sekitar 20 persen suara, hampir setara dengan gabungan Partai Buruh/Hijau yang saat ini merupakan yang terbesar kedua di parlemen.

Minggu lalu, Wilders menuntut dukungan segera atas usulannya untuk menghentikan migrasi suaka sepenuhnya, memulangkan pengungsi Suriah ke negara asal mereka, dan menutup tempat penampungan suaka.

Mitra koalisi tidak menyetujui idenya, dan mengatakan bahwa terserah kepada menteri migrasi dari partai Wilders sendiri untuk mengerjakan usulan-usulan tertentu. Wilders sendiri bukan bagian dari pemerintah sebagai pemimpinnya atau sebagai menteri.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)