Banjir Bandang di Agam, 135 KK Mengungsi ke Tenda Darurat

BPBD Agam memasang tenda pengungsian bagi korban banjir bandang di Malalak Timur, Kecamatan Malalak. ANTARA/HO-BPBD Agam.

Banjir Bandang di Agam, 135 KK Mengungsi ke Tenda Darurat

Silvana Febiari • 27 November 2025 08:44

Lubuk Basung: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menyatakan sebanyak 135 kepala keluarga (KK) warga Nagari atau Desa Malalak Timur, Kecamatan Malalak, mengungsi. Mereka terdampak banjir bandang melanda daerah itu, Rabu sore, 26 November 2025. 

"Ke 135 kepala keluarga mengungsi di empat lokasi dan ini merupakan data sementara," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam Abdul Ghafur, dikutip dari Antara, Kamis, 27 November 2025. 

Abdul mengatakan 135 KK itu mengungsi di Masjid Nurul Falah Limo Badak, Masjid Nurul Sa'adah Jorong Saskand, Masjid Nurul Iman Jorong Bukik Malanca, dan SDN 01 Campago. Pihaknya juga mendirikan tenda pengungsian di Jalan Raya Penghubung Bukittinggi-Padang sekitar satu kilometer dari simpang kantor camat.
 


Pemasangan tenda darurat selesai sekitar pukul 02.00 WIB. Namun karena cuaca masih hujan, para pengungsi untuk sementara tetap bertahan di lokasi semula demi keamanan.

"Tenda milik Brimob juga selesai dipasang di lokasi tersebut pada pukul 01.30 WIB," ujar Abdul.


BPBD Agam memasang tenda pengungsian bagi korban banjir bandang di Malalak Timur, Kecamatan Malalak. ANTARA/HO-BPBD Agam.

Ia memperkirakan ada puluhan rumah terdampak banjir bandang tersebut. Berdasarkan laporan pemerintah nagari setempat, Tim Basarnas Kota Padang sudah merapat untuk melakukan pencarian dua warga yang hilang.

"Pencarian korban akan kita lakukan pada Kamis pagi. Jaringan internet terputus di lokasi, sehingga komunikasi cukup sulit," tutur Abdul.

Ia mengimbau pengendara dan warga untuk meningkatkan kewaspadaan saat melintasi wilayah rawan longsor. Warga diminta segera mengungsi jika muncul tanda-tanda banjir atau tanah longsor, serta menghindari berada di sepanjang aliran sungai.

"Saat ini tanah masih labil dan berisiko terjadinya longsor susulan," katanya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Silvana Febiari)