Kampung Haji Danantara Dinilai Beri Kenyamanan Psikologis untuk Jemaah Haji

Wamenhaj Tinjau Lokasi Kampung Haji Indonesia. Foto: Dok. Humas Kementerian Haji dan Umrah RI.

Kampung Haji Danantara Dinilai Beri Kenyamanan Psikologis untuk Jemaah Haji

Ade Hapsari Lestarini • 19 December 2025 23:22

Jakarta: Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menilai positif keberadaan Kampung Haji Indonesia di Makkah, Arab Saudi. Ia mengatakan Kampung Haji dapat memberikan kenyamanan psikologis untuk jemaah haji.

 
Menurut Hidayat, penginapan jemaah haji Indonesia di Makkah biasanya terpencar di beberapa wilayah. Dengan adanya Kampung Haji, maka jamaah haji Indonesia akan berada di lingkungan yang sama. Dampaknya, banyak jemaah haji Indonesia, khususnya yang belum pernah bepergian ke luar negeri dan tidak memahami bahasa Arab, akan merasakan keamanan dan kenyamanan psikologis.
 
"Karena mereka tak khawatir tersesat. Biasanya kasus yang sudah-sudah jemaah haji kerap tersesat;saat menuju pemondokan yang terpencar-pencar," ujar Hidayat, Jumat, 19 Desember 2025.
 
Selain itu, di tahun-tahun sebelumnya, banyak jemaah haji Indonesia yang meninggal saat di Makkah. Salah satu sebabnya karena sakit yang bisa jadi ada faktor keterlambatan penanganan di rumah sakit karena jarak yang jauh dari pemondokan.
 
Namun, dengan adanya Kampung Haji, pemondokan akan terintegrasi dengan rumah sakit di wilayah yang sama. Sehingga, memudahkan penanganan pemulihan kesehatan bagi jamaah yang sakit.
 
Selain itu, jika memang benar Kampung Haji berlokasi di Jabal Umar yang tidak jauh dari Masjidil Haram, memungkinkan jemaah untuk tidak kelelahan saat beribadah. Ini berbeda jika lokasi pemondokan jaraknya jauh dan terpencar. Dampak positifnya, kebugaran jemaah bisa lebih terjaga. Apalagi, nanti akan ada Bus Shalawat yang mengantar jemput jemaah dari dan menuju Masjidil Haram dari Kampung Haji.

 

Memungkinkan penurunan biaya haji

 
Dampak positif lainnya, lokasi yang dekat Masjidil Haram itu memungkinkan penurunan biaya haji tanpa mengurangi pelayanannya. Apalagi, untuk menekan biaya itu diperlukan sistem sewa multiyears, bukan yang setiap tahun. Dengan sistem multiyears melalui Kampung Haji ini, otomatis biayanya bisa ditekan.
 
Terakhir, setelah musim haji yang memakan waktu kurang lebih tiga bulan usai, Kampung Haji bisa dimanfaatkan untuk jemaah umrah asal Indonesia. Apalagi, jemaah umrah Indonesia secara kuantitas sangat banyak, yakni bisa mencapai 1,8 juta orang per tahunnya. Tentunya, ini berpotensi mendatangkan keuntungan bagi pemerintah Indonesia.
 
Dengan catatan, lanjut Hidayat, pemerintah harus memastikan perawatan Kampung Haji dengan sangat baik. Karena itu, lanjut Hidayat, MPR juga akan melakukan pengawasan proyek pembangunan dan operasional Kampung Haji. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi MPR selaku pengawas jalannya pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah.
 
Hidayat menegaskan, MPR sangat mendukung proyek pembangunan Kampung Haji yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. Apalagi, proposal Kampung Haji telah mendapat sinyal positif dari Kerajaan Arab Saudi.
 
"Semoga operasional Kampung Haji bisa segera direalisasikan," kata Hidayat.
 
Pembangunan Kampung Haji Indonesia di Arab Saudi menjadi salah satu inisiatif strategis yang digagas Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan kualitas layanan bagi jemaah haji Indonesia. Konsep kawasan terpadu ini dirancang melampaui fungsi penginapan, dengan menghadirkan layananbmenyeluruh mulai dari akomodasi, konsumsi, transportasi, hingga fasilitas kesehatan dalam satu area.
 
Perhatian terhadap aspek kesehatan menjadi salah satu landasan utama lahirnya gagasan tersebut, seiring tingginya angka jemaah yang wafat saat pelaksanaan ibadah haji. Kehadiran fasilitas medis dan rumah sakit yang terintegrasi diharapkan memungkinkan penanganan darurat dilakukan secara lebih cepat dan efektif.
 
Di sisi lain, proyek Kampung Haji yang didanai oleh Danantara juga diarahkan untuk mendorong efisiensi biaya penyelenggaraan haji. Selama ini, jemaah Indonesia tersebar di berbagai lokasi akomodasi dengan jarak yang cukup jauh dari Masjidil Haram. Dengan konsolidasi layanan dalam satu kawasan, kebutuhan akomodasi, konsumsi, dan transportasi dapat dioptimalkan, sehingga beban biaya dapat ditekan dan manfaatnya dirasakan langsung oleh para jemaah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Ade Hapsari Lestarini)