Ilustrasi bursa saham. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 5 September 2024 15:02
Beijing: JP Morgan Chase membatalkan rekomendasi belinya untuk saham Tiongkok dengan alasan meningkatnya volatilitas seputar pemilu AS mendatang di samping hambatan pertumbuhan dan dukungan kebijakan yang lemah.
Peringkat Tiongkok diturunkan dari posisi overweight menjadi netral dalam alokasi pasar negara berkembang (EM) bank, tulis para ahli strategi yang dipimpin oleh Pedro Martins dalam sebuah catatan.
Potensi perang dagang lainnya antara Washington dan Beijing dapat membebani saham, sementara langkah-langkah Tiongkok untuk bangkit dari keterpurukan ekonominya tetap mengecewakan.
"Dampak dari potensi 'Perang Tarif 2.0' (dengan tarif yang meningkat dari 20 menjadi 60 persen) bisa jadi lebih signifikan daripada perang tarif pertama," tulis para analis, dilansir BusinessTimes, Kamis, 5 September 2024.
Analis memperkirakan pertumbuhan jangka panjang Tiongkok akan menurun secara struktural karena relokasi rantai pasokan, perluasan konflik AS-Tiongkok, dan masalah domestik yang berkelanjutan.
JPMorgan bergabung dengan sejumlah perusahaan global yang menurunkan ekspektasi mereka terhadap pasar saham Tiongkok, menyusul langkah serupa yang dilakukan oleh mantan perusahaan China UBS Global Wealth Management dan Nomura Holdings dalam beberapa minggu terakhir.
Para ekonom semakin yakin Tiongkok akan gagal mencapai target pertumbuhannya sekitar lima persen tahun ini, dan banyak analis ekuitas kini mengarahkan klien mereka ke tempat lain.
Para ahli strategi JPMorgan menyarankan para investor untuk meningkatkan eksposur ke pasar-pasar yang selama ini menjadi fokus bank AS, yaitu India, Meksiko, Arab Saudi, Brasil, dan india.
Penurunan saham Tiongkok
Dalam catatan terpisah yang ditulis oleh para ahli strategi termasuk Kepala JPMorgan untuk Asia dan Ahli Strategi Ekuitas Tiongkok Wendy Liu yang memangkas target dasar akhir 2024 untuk MSCI China Index menjadi 60 dari 66, dan untuk CSI300 Index menjadi 3.500 dari 3.900. Prediksi tersebut masih di atas harga kedua indeks saat ini.
Penurunan proyeksi karena sebagian besar bank global kini memperkirakan ekonomi Tiongkok akan tumbuh kurang dari 5 persen tahun ini, dengan Bank of America menjadi yang terbaru yang memangkas perkiraannya.
Analis JPMorgan Haibin Zhu juga telah memangkas perkiraan pertumbuhan PDB Tiongkok pada 2024 menjadi 4,6 persen.