Kadin menggelar Dialog Kelautan dan Perikanan. Foto: Dok Kadin.
Anggi Tondi Martaon • 19 December 2024 14:34
Jakarta: Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong ikan jadi salah satu komponen utama dalam program makan bergizi gratis (MBG). Pemanfaatan itu sebagai bentuk upaya hilirisasi pangan.
"Teman-teman pelaku usaha di daerah akan kita libatkan, nah itu kita sosialisasikan supaya itu diberikan kepada masyarakat," kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto melalui keterangan tertulis, Kamis, 19 Desember 2024.
Hal itu disampaikan Yudi dalam diskusi Dialog Kelautan dan Perikanan. Dialog tersebut digelar dalam rangka mendukung target pemerintah dalam 100 hari pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Yugi menilai, program swasembada pangan, hilirisasi pangan, dan MBG membawa peluang-peluang usaha. Kadin bakal membantu mewujudkan program pemerintah tersebut dengan kebijakan yang dibuat.
"Mungkin kita juga fasilitasi juga dengan akses permodalan," ungkap Yugi.
Selain mendorong investasi di sektor kelautan dan perikanan, Kadin berperan dalam penguatan ekosistem logistik dan infrastruktur, penguatan inovasi dan teknologi, peningkatan ekspor produk perikanan, hingga pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menegah (UMKM).
"Sebagai jembatan antara pemerintah, investor, dan pelaku usaha, Kadin mendorong investasi untuk di perikanan tangkap, budidaya, pengolahan, serta infrastruktur pendukung. Kami juga memiliki perhatian serius terhadap akses konektivitas antar-daerah untuk mendukung distribusi pangan hasil laut," sebut dia.
Tak hanya itu, penerapan teknologi seperti sistem pengawasan kapal berbasis informasi dan teknologi, digitalisasi rantai pasok, sistem manajemen stok perikanan berbasis data, dan teknologi budidaya berkelanjutan juga harus terus dikembangkan. Hal itu dinilai perlu untuk menciptakan efisiensi.
"Bersama pemerintah, Kadin akan memfasilitasi promosi produk perikanan di dalam negeri dan memasyarakatkan gemar makan ikan sebagai pangan bergizi tinggi, di samping juga promosi ke pasar internasional untuk meningkatkan komoditas-komoditas ekspor unggulan," ujar dia.
Selain itu, Yugi mengatakan program pelatihan dan pendampingan usaha kecil sangat penting. Agar pelaku UMKM mampu meningkatkan produktivitas dan lebih berdaya saing, baik di pasar domestik maupun global.
"Yang penting filosofinya Pak Presiden (Prabowo) itu ya tidak hanya omong-omong aja dan diskusi di meja seminar, tapi action-nya di lapangan yang akan kita eksekusi dalam waktu dekat," tegas Yugi.
Berdasarkan Data Kementerian Kelautan dan Perikanan, angka pertumbuhan rata-rata produksi perikanan Indonesia mencapai 2,56 persen per tahun. Pertumbuhan juga terlihat pada rata-rata produksi perikanan tangkap mencapai 5,41 persen per tahun. Lalu, angka pertumbuhan rata-rata produksi ikan budidaya mencapai 2,40 persen per tahun, dan produksi rumput laut tumbuh sekitar 0,55 persen per tahun.
Di sisi lain, terdapat beberapa tantangan di sektor kelautan dan perikanan yang dihadapi. Tantangan tersebut harus segera diantisipasi dan dicarikan solusinya.
“Di antaranya mengenai isu pencemaran lingkungan, penangkapan hasil laut berlebihan (overfishing), perizinan kapal tangkap, kesiapan pakan untuk pembudidayaan, perubahan iklim, subsidi bahan bakar nelayan, hingga penangkapan ikan ilegal,” ujar dia.