Pertempuran Antara Loyalis Assad dengan Keamanan Suriah, 17 Tewas

Suriah masih berkutat dengan konflik internal setelah kejatuhan Bashar al-Assad. Foto: Anadolu

Pertempuran Antara Loyalis Assad dengan Keamanan Suriah, 17 Tewas

Fajar Nugraha • 26 December 2024 07:54

Tartus: Pemantau perang Suriah mengatakan 17 orang tewas pada Rabu 25 Desember 2024 dalam bentrokan di Provinsi Tartus. Pertempuran terjadi setelah pasukan keamanan berusaha menangkap seorang perwira di bawah pemimpin terguling Bashar al-Assad yang terkait dengan penjara terkenal.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, "14 anggota pasukan Keamanan Umum dari otoritas baru Suriah tewas, bersama dengan ‘tiga pria bersenjata’ di Khirbet al-Maaza. Korban terbaru ini menambah jumlah korban tewas sebelumnya menjadi sembilan orang.

“Pasukan berusaha menangkap seorang perwira yang termasuk di antara mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan di penjara Saydnaya,” tambah Observatorium, seperti dikutip AFP, Kamis 26 Desember 2024.

Menteri Dalam Negeri baru Mohammed Abdel Rahman mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "14 personel kementerian dalam negeri tewas dan 10 lainnya terluka setelah penyergapan berbahaya oleh sisa-sisa rezim kriminal di Provinsi Tartus saat menjalankan tugas mereka untuk menjaga keamanan dan keselamatan.”

Pintu-pintu penjara Suriah dibuka lebar-lebar setelah pemberontak yang dipimpin oleh kelompok Islamis Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menggulingkan Assad bulan ini. Lebih dari 13 tahun setelah penindasan brutalnya terhadap protes antipemerintah memicu perang yang telah menewaskan lebih dari 500.000 orang.

Observatorium mengatakan, orang yang dicari itu adalah "seorang perwira di pasukan rezim sebelumnya yang menjabat sebagai direktur departemen peradilan militer dan kepala pengadilan lapangan.” Mereka mengidentifikasi dia sebagai Mohammed Kanjo Hassan.

Dikatakan bahwa dia "menjatuhkan hukuman mati dan penghakiman sewenang-wenang terhadap ribuan tahanan".

“Bentrokan di provinsi Tartus -- basis minoritas Alawite Assad -- meletus setelah sejumlah penduduk menolak untuk mengizinkan rumah mereka digeledah,” kata Observatorium yang berbasis di Inggris, yang mengandalkan jaringan sumber di dalam Suriah.

“Saudara laki-laki perwira dan orang-orang bersenjata mencegat pasukan keamanan, mereka menyiapkan penyergapan untuk mereka di dekat desa dan menargetkan salah satu kendaraan patroli,” kata Observatorium.

Ditambahkannya bahwa "puluhan orang" ditangkap di desa tersebut.

Kompleks Saydnaya yang terkenal, tempat eksekusi di luar hukum, penyiksaan, dan penghilangan paksa, merupakan contoh kekejaman yang dilakukan terhadap lawan-lawan Assad.

Nasib puluhan ribu tahanan dan orang-orang yang hilang tetap menjadi salah satu warisan konflik yang paling mengerikan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)