BPS: Nilai Ekspor RI Anjlok 1,47%

Ilustrasi. Foto: Medcom.id

BPS: Nilai Ekspor RI Anjlok 1,47%

Insi Nantika Jelita • 15 August 2024 14:44

Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan secara kumulatif nilai ekspor Indonesia pada Januari-Juli 2024 sebesar USD147,30 miliar atau senilai Rp2.313 triliun (kurs Rp15.708). Jumlah ini turun 1,47 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan penurunan tersebut didorong dari ekspor nonmigas yang merosot 1,75 persen menjadi USD137,98 miliar atau senilai Rp2.164 triliun. Sementara, ekspor migas naik 2,83 persen menjadi USD9,32 miliar atau senilai Rp146 triliun.

"Penurunan nilai ekspor nonmigas secara kumulatif terjadi di sektor pertambangan dan lainnya yang menjadi pendorong utama atas turunnya kinerja ekspor nonmigas Januari-Juli 2024 dengan andil penurunan sebesar 2,55 persen," jelas Amalia dalam konferensi pers Rilis BPS Agustus 2024, Kamis, 15 Agustus 2024.

Jika dilihat menurut negara dan kawasan tujuan utama ekspor, nilai ekspor nonmigas dari Hongkong pada Januari-Juli 2024 menurun 8,58 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu menjadi USD31,85 miliar.

Ekspor nonmigas Indonesia ke kawasan ASEAN dan Uni Eropa juga mengalami penurunan, sementara ekspor Indonesia ke Amerika Serikat dan India mengalami peningkatan.
 

Ekspor CPO turun gegara permintaan melemah


Amalia menambahkan, pada Juli 2024 kinerja ekspor untuk komoditas pengolahan Indonesia, yaitu batu bara, besi, dan baja serta minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) mengalami penurunan karena merosotnya permintaan dari mitra dagang.

Nilai ekspor batu bara turun 0,07 persen secara bulanan atau month to month (mtm) dan 2,49 persen secara tahunan (year on year/yoy). Nilai ekspor besi dan baja juga anjlok 3,28 persen secara bulanan dan 8,07 persen penurunannya secara tahunan.

Nilai ekspor CPO dan turunannya mengalami penurunan sebesar 36,37 persen secara bulanan dan juga mengalami penurunan sebesar 39,22 persen secara tahunan.

"Jadi, ekspor CPO dan turunannya memang mengalami penurunan cukup signifikan. Terutama ke negara India, secara mtm turun 59,31 persen, ke Tiongkok juga turun secara mtm minus 49,56 persen, ke Pakistan juga turun minus 17,78 persen," paparnya.

"Kalau untuk komoditas batu bara, yang turun adalah ekspor ke negara Jepang, Filipina, dan Vietnam," tambah dia.
 
Baca juga: Sepanjang 2023, Wapres Sebut Indonesia Ekspor 157 Ribu Ton Rempah
 

Secara bulanan, ekspor RI naik


Namun demikian, secara bulanan nilai ekspor RI pada Juli mengalami kenaikan 6,55 persen dibandingkan Juni 2024 menjadi USD22,21 miliar atau senilai Rp348 triliun. Nilai ekspor migas tercatat senilai USD1,42 miliar atau naik 15,57 persen. Nilai ekspor nonmigas tumbuh sebesar 5,98 persen dengan nilai USD20,79 miliar.

Peningkatan nilai ekspor Juli secara bulanan didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas yaitu pada komoditas biji logam terak dan abu yaitu HS26 yang naik menjadi USD691 juta dengan andil 3,32 persen.

Lalu, logam mulia dan perhiasan ataupun permata HS71 naik 51,11 persen dengan andil 1,28 persen. Mesin dan pemengkapan elektrik serta bagiannya HS85 ini naik 14,89 persen dengan andil 0,81 persen.

Sementara itu, peningkatan ekspor migas terutama didorong oleh peningkatan nilai ekspor hasil minyak dengan andil sebesar 0,82 persen. Secara tahunan, nilai ekspor Juli 2024 mengalami peningkatan sebesar 6,46 persen.

Kenaikan ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas terutama pada logam mulia dan perhiasan permata HS71, biji logam terak dan abu HS26, dan kakao serta olahannya HS18.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)