Wall Street. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 8 September 2024 07:45
Chicago: Analis meyakini timbunan dana pasar uang senilai USD6 triliun tidak akan membanjiri pasar saham paman sam ketika suku bunga turun pada September.
Komponen umum dari tesis
bullish untuk saham selama setahun terakhir adalah triliunan dolar uang tunai akan membanjiri pasar saham setelah Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga.
Namun Bank of America memberikan dua alasan struktural mengapa dana pasar uang tidak akan menjadi katalisator bagi kenaikan harga yang terus berlanjut yang diharapkan banyak investor.
Pertama, pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin dari Fed kemungkinan tidak akan mengubah perilaku penabung, karena imbal hasil tunai mendekati 4 persen masih akan jauh lebih baik daripada suku bunga mendekati 0 persen yang ditawarkan dari tahun 2009 hingga 2021. Penurunan suku bunga ratusan basis poin juga tidak akan berhasil selama masih diatas 2 persen.
"Secara historis, pertumbuhan dana kelolaan MMF [Dana Pasar Uang] biasanya positif kecuali suku bunga front-end kurang 2 persen," kata Ahli Strategi Suku Bunga Bank of America Mark Cabana dalam sebuah catatan dikutip dari
Business Insider, Minggu, 9 September 2024.
Menurut Cabana, agar dana pasar uang mengalami arus keluar negatif, Fed perlu memangkas suku bunga sedikitnya 300 basis poin, dan itu tidak dijadwalkan terjadi dalam waktu dekat.
"Pemotongan suku bunga Fed akan memperlambat arus masuk MMF tetapi tetap positif kecuali suku bunga mendekati nol," kata Cabana.
Target suku bunga dana federal pada bulan Desember 2025 hanya di atas 3 persen, menurut CME FedWatch Tool.
Masalah kedua adalah bahwa bahkan jika Fed memangkas suku bunga secara substansial dan memicu gelombang penarikan dana dari dana pasar uang, uang tunai itu mungkin tidak akan mengalir ke pasar saham.
obligasi bakal jadi pemegang manfaat terbesar
Menurut Cabana, obligasi akan menjadi penerima manfaat besar karena dana pasar uang bersaing terutama dengan rekening giro yang menawarkan hasil mendekati 0 persen daripada saham.
"Jika arus keluar MMF terjadi, uang tunai kemungkinan akan berpindah ke pendapatan tetap dengan imbal hasil lebih tinggi, bukan ekuitas. MMF ke ekuitas = jembatan yang terlalu jauh," kata Cabana.
Para analis mengatakan, para pelaku pasar saham pada akhirnya harus menghentikan gagasan dana pasar uang triliunan dolar akan membantu menopang harga saham.
"Uang tunai MMF sebaiknya tetap dikesampingkan dari perspektif pengambilan risiko," simpul Cabana.