Jepang. Foto: Unsplash.
arif • 20 December 2023 13:58
Tokyo: Ekspor Jepang pada November turun untuk pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir akibat pengiriman cip ke Tiongkok. Hal ini menggarisbawahi kekhawatiran perlambatan ekonomi luar negeri akan mempersulit upaya untuk mengurangi stimulus.
Data Kementerian Keuangan Jepang menunjukkan ekspor November turun 0,2 persen dari bulan yang sama tahun sebelumnya. Ini merupakan penurunan tahunan pertama dalam tiga bulan.
Angka tersebut jauh dibandingkan dengan kenaikan 1,5 persen yang diperkirakan oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters. Angka ini menyusul kenaikan 1,6 persen pada Oktober.
Lemahnya ekspor merupakan sumber kekhawatiran bagi para pembuat kebijakan di Jepang yang berharap permintaan eksternal dapat membantu melawan lemahnya konsumsi dalam negeri.
"Jepang tidak memiliki pendorong pertumbuhan ekonomi saat ini. Konsumsi swasta mungkin telah mencapai titik terendah, namun pertumbuhan ekonomi kemungkinan akan tetap lambat pada kuartal ini," kata Kepala Ekonom di Norinchukin Research Institute Takeshi Minami, dilansir Channel News Asia, Rabu, 20 Desember 2023.
"Rebound yen dan melambatnya ekspor membebani keuntungan perusahaan-perusahaan Jepang, sehingga menyulitkan Bank of Japan (BOJ) untuk memastikan siklus upah dan harga yang baik serta menghapus kebijakan suku bunga negatif di tahun mendatang," tegas dia.
Bank Sentral Jepang memilih untuk menunggu lebih banyak bukti mengenai apakah upah dan harga akan cukup meningkat untuk membenarkan peralihan dari stimulus moneter besar-besaran.
Perekonomian Jepang, yang terbesar ketiga di dunia, mengalami kontraksi tahunan sebesar 2,9 persen lebih cepat dari perkiraan pada Juli-September karena belanja modal dan konsumsi pendorong utama permintaan domestik, merosot.
Ekspor ke Tiongkok menghambat keseluruhan pengiriman termasuk barang-barang seperti keripik, dengan pengiriman makanan turun 60 persen karena larangan Beijing terhadap makanan laut Jepang dan beberapa produk lainnya.