Ilustrasi emas. Foto: MI/Usman Iskandar.
Husen Miftahudin • 30 November 2024 11:29
Jakarta: Harga emas (XAUUSD) menunjukkan dominasi tren bullish selama minggu ini. Berdasarkan kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average yang terbentuk, emas kembali menjadi primadona di pasar komoditas.
"Proyeksi hingga akhir pekan memperkirakan harga emas berpotensi naik hingga USD2.750 per troy ons. Namun, jika terjadi pembalikan arah (reversal), harga dapat terkoreksi hingga USD2.550," ungkap analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha, dikutip dari analisis hariannya, Sabtu, 30 November 2024.
Menurut dia, kondisi geopolitik dan ekonomi global menjadi pendorong utama penguatan harga emas. Pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang kemungkinan penggunaan rudal hipersonik baru untuk menyerang pusat-pusat pengambilan keputusan di Ukraina meningkatkan ketegangan global.
"Konflik ini membuat emas, sebagai aset safe haven, semakin diminati oleh investor yang mencari perlindungan dari ketidakpastian," paparnya.
Selain itu, kebijakan proteksionis yang diumumkan oleh Presiden AS terpilih, Donald Trump, turut memengaruhi pasar. Janji Trump untuk mengenakan tarif pada semua produk impor dari Kanada, Meksiko, dan Tiongkok memicu kekhawatiran perang dagang, yang pada akhirnya memperkuat daya tarik emas di tengah potensi ketidakstabilan ekonomi.
Baca juga: Meski Terpeleset, Harga Emas Dunia Masih Jadi Buruan Utama |