Peringati Hari Ikan Nasional, Semua Pihak Berkolaborasi Ciptakan Ketahanan Pangan

Ilustrasi perikanan. Foto: MI/Angga Yuniar.

Peringati Hari Ikan Nasional, Semua Pihak Berkolaborasi Ciptakan Ketahanan Pangan

Husen Miftahudin • 29 November 2024 11:17

Jakarta: Guna mewujudkan ketahanan pangan, sesuai cita-cita Presiden Prabowo Subianto, semua pihak sepakat untuk berkolaborasi. Salah satu contohnya adalah kolaborasi yang dilakukan Regal Springs Indonesia (PT Aqua Farm Nusantara) bersama U.S. Soybean Export Council (USSEC).
 
Kolaborasi yang dilakukan dalam rangka memperingati Hari Ikan Nasional yang jatuh pada 21 November, dengan mengadakan forum diskusi bertajuk 'Indonesia Tilapia Blue Food'. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ikan sebagai sumber protein berkualitas tinggi yang berkontribusi pada ketahanan pangan nasional dan pasar global.
 
Sebagai produsen ikan tilapia premium yang berkomitmen pada keberlanjutan, Regal Springs Indonesia melihat pentingnya kolaborasi dalam membangun pemahaman publik mengenai potensi ikan tilapia. Produk ini tidak hanya kaya akan protein, tetapi juga menjadi pilihan pangan bernilai gizi tinggi yang mampu mendukung pembangunan sumber daya manusia di Indonesia.
 
Presiden Direktur Regal Springs Indonesia Rudolf Hoeffelman menjelaskan tujuan diskusi forum ini merupakan upaya kolektif untuk meningkatkan kualitas gizi generasi mendatang dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizi.
 
"Ikan tilapia, dengan kandungan protein berkualitas tinggi dan nutrisi penting lainnya, bukan sekadar makanan. Ini adalah fondasi bagi masa depan yang lebih sehat, lebih kuat, dan sumber daya penting untuk membangun generasi emas tahun 2045," ujar Rudolf, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 29 November 2024.
 
Rudolf juga menambahkan ikan tilapia saat ini menjadi salah satu dari komoditas ekspor utama di sektor perikanan yang terus meningkat di Indonesia. "Untuk memenuhi permintaan serta standar pasar internasional itulah kami berkomitmen untuk memastikan produk ikan tilapia kami dibudidayakan dan diproduksi selaras dengan prinsip cara budi daya ikan yang baik," jelas dia.
 

Baca juga: Overfishing di Pasifik, Budi Daya Tuna Peluang bagi Ekonomi Indonesia


(Forum diskusi Indonesia Tilapia Blue Food. Foto: Istimewa)
 

Ikan tilapia jadi komoditas strategis

 
Dalam forum ini, Direktur Pemasaran Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Erwin Dwiyana menekankan ikan tilapia menjadi komoditas yang strategis.
 
"Ikan tilapia menjadi ikan yang paling banyak dibudidayakan di dunia setelah ikan mas. Tidak hanya kaya akan omega dan nutrisi penting lainnya, tetapi juga memberikan kontribusi besar pada pemenuhan gizi masyarakat dan peningkatan devisa negara," kata Erwin.
 
Lebih lanjut ia menjelaskan serapan ikan tilapia mencapai 1,43 juta ton pada 2023. Sementara ekspor tilapia Indonesia pada tahun yang sama mencapai 11.166 ton dengan nilai USD81,77 juta. Pertumbuhan nilai ekspor pada periode 2017-2023 mencapai 6,7 persen.
 
"Untuk menjadi pemain sukses di pasar global, sinergi dan kolaborasi yang solid dari hulu hingga hilir menjadi sangat penting," tambah dia.
 
Senada, Direktur Ikan Air Tawar Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Ujang Komarudin mengungkapkan tilapia saat ini menjadi salah satu dari lima komoditas unggulan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
 
"Ini adalah peluang besar untuk mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar global," papar dia.
 
Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia Rokhmin Dahuri turut memberikan pandangan mengenai peran tilapia dalam sistem pangan global. Kata dia, Indonesia merupakan produsen ikan tilapia terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok.
 
"Industri tilapia memiliki multiplier effect yang besar, mulai dari penciptaan lapangan kerja hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)