Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 6 December 2023 15:47
Beijing: Lembaga pemeringkat Moody's menurunkan prospek peringkat kredit Tiongkok dari 'stabil' menjadi 'negatif'. Moody's menilai pemulihan Ekonomi Tiongkok pascapandemi terhambat oleh lemahnya kepercayaan konsumen dan dunia usaha.
Krisis perumahan yang berkepanjangan, tingginya angka pengangguran kaum muda, dan perlambatan global membebani permintaan barang-barang Tiongkok.
Moody's memprediksi dukungan keuangan akan diberikan oleh pemerintah dan sektor publik yang lebih luas untuk memberikan tekanan finansial kepada pemerintah regional dan lokal serta perusahaan milik negara.
"Hal ini, menimbulkan risiko penurunan yang luas terhadap kekuatan fiskal, ekonomi dan kelembagaan Tiongkok," jelas Moody's, dilansir Channel News Asia, Rabu, 6 Desember 2023.
Langkah ini mencerminkan peningkatan risiko terkait dengan penurunan pertumbuhan ekonomi jangka menengah secara struktural dan terus-menerus serta perampingan sektor properti yang sedang berlangsung.
Sektor properti Tiongkok yang luas terperosok dalam krisis utang yang parah, dengan beberapa pengembang terbesar di negara tersebut berhutang ratusan miliar dolar dan terancam bangkrut.
Pihak berwenang berada dalam kondisi tegang karena kekhawatiran utang memicu ketidakpercayaan pembeli, anjloknya harga rumah, dan yang terpenting, mengancam sektor lain dalam kondisi perekonomian yang sudah lesu. Sektor konstruksi dan real estat menyumbang sekitar seperempat produk domestik bruto Tiongkok.
Kekhawatiran tersebut telah menambah tekanan pada pemerintah pusat dan daerah untuk memberikan lebih banyak dukungan keuangan menyusul penerbitan obligasi negara senilai satu triliun yuan (USD137 miliar) oleh Beijing pada Oktober.