Bendera Bosnia Herzegovina. (Wikipedia)
Marcheilla Ariesta • 22 March 2024 13:56
Brussels: Uni Eropa (UE) sepakat untuk membuka perundingan keanggotaan dengan Bosnia-Herzegovina. Namun, mereka mencatat perundingan tersebut bergantung pada lebih banyak reformasi yang dilakukan di negara Balkan tersebut.
"Dewan Eropa baru saja memutuskan untuk membuka negosiasi aksesi dengan Bosnia dan Herzegovina," ucap Presiden Dewan Eropa, Charles Michel lewat akun X.
"Selamat! Tempatmu ada bersama kami, keluarga Eropa," sambung Michel, dilansir dari VOA, Jumat, 22 Maret 2024.
Pada 2022, Bosnia-Herzegovina diberikan status kandidat UE setelah kemajuan yang terhenti selama bertahun-tahun karena kekhawatiran atas perpecahan internal dan struktur politik negara yang rapuh.
Para pemimpin Uni Eropa menekankan kebutuhan Bosnia-Herzegovina untuk melakukan berbagai reformasi, termasuk perubahan ekonomi, peradilan dan politik, serta pemberantasan korupsi dan pencucian uang.
Negara ini, yang masih dilanda ketegangan etnis akibat perang tahun 1990-an yang menyebabkan 100.000 orang tewas dan jutaan orang mengungsi, menghadapi tantangan dari para pemimpin separatis dan kebutuhan untuk menyelaraskan diri dengan standar Uni Eropa.
Milorad Dodik, pemimpin Serbia Bosnia yang pro-Rusia dan presiden Republika Srpska, secara aktif mengacaukan institusi politik Bosnia, dengan tujuan melemahkan negara tersebut hingga hancur, menurut penilaian intelijen AS baru-baru ini.
Hal ini mengungkap upaya Dodik untuk menantang pengawasan internasional di Bosnia-Herzegovina dan mengamankan pemisahan diri bagi wilayahnya. Hal ini menimbulkan risiko besar berupa meningkatnya ketegangan dengan penduduk Bosnia dan potensi konflik kekerasan yang dapat membebani pemeliharaan perdamaian dan reformasi yang diperlukan untuk memuaskan UE.
Bosnia-Herzegovina hanyalah satu dari enam negara di kawasan Balkan – termasuk Albania, Serbia, Kosovo, Montenegro, dan Makedonia Utara – yang berada pada tahap berbeda dalam proses keanggotaan UE.
Menyusul pecahnya perang Rusia terhadap Ukraina, para pejabat UE semakin termotivasi untuk menjauhkan negara-negara tersebut dari potensi pengaruh Rusia.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan dia "sangat mendukung" langkah maju "setelah banyak upaya yang telah dilakukan di Bosnia-Herzegovina."
“Secara keseluruhan, negara-negara Balkan Barat juga harus bisa mengandalkan kami,” ujarnya.
“Janji bahwa mereka akan dapat menjadi anggota Uni Eropa telah dibuat… lebih dari 20 tahun yang lalu di Thessaloniki, dan sekarang kita memerlukan langkah selanjutnya,” seru Scholz.
Di seluruh Sarajevo, ibu kota Bosnia-Herzegovina, warga menyatakan optimismenya terhadap keputusan tersebut dengan menggantungkan bendera UE.
Baca juga: Uni Eropa: Gaza dalam Keadaan Kelaparan dan Ini Perbuatan Israel!