Lumpur yang memenuhi kota di Valencia akibat banjir bandang. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 4 November 2024 17:10
Valencia: Rencana kunjungan Raja Felipe VI dan Ratu Letizia dari Spanyol ke kota Chiva, yang terkena dampak banjir parah, harus ditunda pada hari Minggu. Penundaan ini dilakukan akibat meningkatnya ketegangan dan protes yang terjadi di Valencia, khususnya setelah insiden di kota Paiporta, di mana pasangan kerajaan disambut dengan demonstrasi warga yang marah.
“Keputusan untuk menunda kunjungan tersebut merupakan hasil kesepakatan antara otoritas Spanyol, pemerintah otonom Valencia, dan Istana Kerajaan,” seperti yang dilaporkan oleh RTVE Noticias, dikutip dari Anadolu, Senin 4 November 2024.
Sebelumnya, saat berada di Paiporta, Raja dan Ratu bersama Perdana Menteri Pedro Sanchez dan pemimpin regional Carlos Mazon menghadapi sekitar 100 warga yang mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap penanganan bencana.
Para pengunjuk rasa, yang kecewa dengan lambannya respons tanggap darurat, menyampaikan ketidakpuasan mereka dengan melemparkan hinaan, lumpur, bahkan sekop ke arah para pejabat tersebut.
Teriakan pembunuh terdengar dari kerumunan, yang menyebabkan situasi semakin tegang dan memaksa rombongan kerajaan untuk segera meninggalkan lokasi.
Wilayah Valencia saat ini masih dalam kondisi darurat pasca banjir yang telah menewaskan sedikitnya 217 orang, dengan sejumlah korban masih belum ditemukan. Curah hujan ekstrem diperkirakan akan terus berlanjut di wilayah seperti Castellon dan Almeria, dengan intensitas mencapai 150 liter per meter persegi.
Lebih dari 3.000 warga Valencia saat ini masih mengalami pemadaman listrik, akses internet yang terbatas, serta meningkatnya kasus penjarahan yang menyebabkan 20 orang ditangkap dalam semalam. Untuk merespons krisis ini, sekitar 17.000 personel keamanan termasuk polisi, pemadam kebakaran, dan militer telah dikerahkan untuk memberikan bantuan di wilayah terdampak.
Meski begitu, upaya bantuan yang dilakukan belum cukup meredakan ketegangan. Warga terdampak mengeluhkan minimnya pasokan kebutuhan pokok dan lambannya distribusi bantuan di daerah-daerah kritis. Frustrasi warga terus meningkat, memperlihatkan tantangan besar bagi pemerintah dalam menangani krisis ini. (Angel Rinella)