Targetkan Ketahanan Pangan, Astacita Prabowo-Gibran Didukung Penuh

Ilustrasi. Foto: Dok Medcom.id

Targetkan Ketahanan Pangan, Astacita Prabowo-Gibran Didukung Penuh

Kautsar Widya Prabowo • 13 November 2024 15:58

Jakarta: Upaya pemerintahan Prabowo-Gibran mewujudkan Asta?cita terkait ketahanan pangan didukung penuh. Sebab, kedepan Indonesia akan menghadapi kondisi sulit di bidang pangan, sehingga mesti disiapkan dari sekarang.

“Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan adanya harmonisasi antara peraturan di tingkat pusat dan daerah, serta penyusunan kebijakan yang lebih berfokus pada kebutuhan dan kearifan lokal, sehingga ketahanan pangan menjadi terwujud," kata Pakar Hukum Tata Negara STIH IBLAM Radian Syam, dalam keterangan yang dikutip Rabu, 13 November 2024.

Menurut dia, harmonisasi aturan itu baru dasar awal. Selanjutnya, perlu koordinasi efektif efisien guna memastikan ketahanan pangan. Hal tersebut dibutuhkan untuk membantu Indonesia menghadapi fluktuasi harga pangan global hingga perubahan iklim.

Radian menilai perlunya tata kelola pangan yang lebih terstruktur dan komprehensif. Hal itu dinilai dapat dicapai dengan penataan lembaga yang mengutamakan efektivitas dan koordinasi terpusat.

"Penataan kelembagaan ini penting, bukan hanya untuk memastikan ketersediaan pangan tetapi juga untuk menjamin akses masyarakat terhadap bahan pangan yang aman dan terjangkau,” jelas Radian.
 

Baca juga: 

Wujudkan Indonesia Emas, KIPRA Bakal Dukung Program Prabowo-Gibran



Radian menilai dalam konteks hukum tata negara, peran negara sangat penting untuk mengatur dan mengawasi kebijakan pangan nasional. Hal ini perlu diwujudkan melalui lembaga-lembaga yang memiliki kewenangan jelas, sistem pengawasan yang ketat, serta peraturan yang mendorong efisiensi dan transparansi.

Radian pun menyebutkan bahwa reformasi kelembagaan harus mencakup perbaikan pada tata kelola (governance). Kemudian, peningkatan transparansi, untuk memastikan distribusi dan stabilisasi harga pangan berjalan efektif.

Pendekatan ini, kata dia, membutuhkan institusi seperti Bulog perlu beradaptasi dengan perubahan lingkungan eksternal, seperti dinamika pasar dan kebutuhan masyarakat. Namun, tetap mempertahankan akuntabilitas dan efisiensi.

Selain itu, penerapan teori kelembagaan memerlukan Bulog untuk membangun struktur manajemen yang responsif dan terintegrasi. Hal tersebut perlu didukung teknologi dan data yang akurat guna memprediksi kebutuhan dan mengelola stok pangan secara tepat.

"Seperti yang kita tau Bulog awalnya adalah Lembaga Negara Non Kementerian, kemudian pasca reformasi dijadikan BUMN, sehingga hal ini harus dikembalikan untuk menjadi Badan Stabilitas Pangan, dan itu adalah Bulog," kata Radian.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)