Lokasi Permukiman Terdampak Banjir Bandang di Humbang Hasundutan Tak Layak Huni

Humbang Hasundutan: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tidak menyarankan daerah terdampak banjir bandang dan tanah longsor di Desa Simangulampe Kabupaten Humbang Hasundutan untuk kembali dijadikan sebagai tempat tinggal atau permukiman. Bencana alam serupa sangat berkemungkinan terjadi kembali dan diyakini sudah berulang terjadi.

Hal ini dikatakan Kepala Tim Kerja Gerakan Tanah di PVMBG-Badan Geologi KESDM, Oktory Prambada usai meninjau dan melakukan observasi di daerah hilir lokasi terdampak.

"Resikonya sangat tinggi, apalagi akibat longsor kontur cerukan lembah saat ini berbentuk v bukan u," tegas Oktory.

Diakui Oktory, hasil observasi ini masih awal menunggu hasil observasi di hulu yang akan dilakukan pada hari ini, Sabtu, 9 Desember 2023.

Tim PVBMG melakukan oservasi empat parameter penyebab terjadinya longsor dan banjir bandang, yakni ekologi, bentukan matvologi, tata guna lahan dan keempat adalah tata ulah manusia. Untuk dua parameter terakhir belum bisa disimpulkan menunggu observasi di hulu.

Dari hasil observasi, bantuan besar yang terbawa oleh longsoran berasal dari endapan dari banjir bandang yang sudah ada dari sebelumnya. Dari endapan yang terlihat diperbukitan, disinyalir di daerah ini pernah terjadi banjir bandang sebelumnya tahun 1972. Endapan bantuan ini terbongkar akibat dipicu curah hujan yang cukup tinggi di kawasan ini. Debit air yang sangat besarlah yang bisa membongkar endapan baru tersebut.

Melihat bentuk cerukan lembah yang tersisa akibat longsor, potensi longsor akan sangat memungkinkan kembali terjadi. Lembah dengan huruh v sangat mudah sekali terkikis oleh curah hujan yang tinggi. Jadi relokasi adalah solusi.