Seringnya PM India dan Partai Hina Umat Islam

Perdana Menteri India Narendra Modi. Foto: G20

Seringnya PM India dan Partai Hina Umat Islam

Medcom • 23 April 2024 12:42

New Delhi: Kontroversi Perdana Menteri India Narendra Modi dengan retorika anti-Muslimnya telah memicu kecaman. Imbasnya, Partai Kongres yang menjadi lawan Modi, mengajukan laporan pengaduan.

 

Berdasarkan undang-undang pemilu, Komisi Pemilu dapat meminta suatu partai atau pemimpinnya untuk menanggapi pengaduan, mengeluarkan peringatan atau melarang mereka berkampanye untuk jangka waktu tertentu. Serta mengajukan kasus pidana terhadap pelaku yang berulang kali melakukan pelanggaran.

 

Modi dan partainya Bharatiya Janata (BJP) diperkirakan akan meraih kemenangan dalam pemilu maraton India, yang dimulai Jumat lalu dan hasilnya akan diumumkan pada 4 Juni.

 

Serangan terhadap Muslim bukan pertama kalinya terjadi. Awal tahun ini, Modi memimpin peresmian kuil megah untuk Dewa Ram, yang dibangun di lokasi bekas masjid yang berusia berabad-abad dan dihancurkan oleh kelompok fanatik Hindu.

 

BJP sering menyebut kuil tersebut dalam kampanyenya.

 

“Modi menyebut “sekop sebagai sekop” dan pernyataannya selaras dengan apa yang dipikirkan orang-orang,” ungkap Juru Bicara BJP Gaurav Bhatia, seperti dikutip dari TRT World, Selasa 23 April 2024.

 

BJP dan afiliasi sayap kanannya mengkritik umat Islam karena tingkat kelahiran mereka yang lebih tinggi dan melontarkan klaim palsu bahwa populasi Muslim di India akan melampaui populasi mayoritas umat Hindu.

 

India memiliki populasi 1,42 miliar orang, dengan sekitar 80 persen beragama Hindu. Diperkirakan 200 juta umat Islam merupakan populasi Muslim terbesar ketiga di dunia setelah Indonesia dan Pakistan.

 

Para analis telah lama memperkirakan Modi akan menang melawan aliansi lebih dari dua lusin partai yang belum menentukan calon perdana menteri.

 

Prospeknya semakin diperkuat oleh beberapa penyelidikan kriminal terhadap lawan-lawannya dan penyidikan pajak tahun ini yang membekukan rekening bank Kongres.

 

Masa jabatan Modi telah membuat India menyalip mantan penguasa kolonial Inggris sebagai negara dengan perekonomian terbesar kelima di dunia. Negara-negara Barat bersiap untuk mencari calon sekutu melawan saingan regionalnya, Tiongkok.

 

Pemerintahannya telah menyaksikan serangan-serangan terang-terangan terhadap kelompok minoritas, khususnya Muslim. Mulai dari ujaran kebencian hingga hukuman mati tanpa pengadilan. 

 

Demokrasi India, kata para pengkritiknya, sedang goyah karena pers, lawan politik dan pengadilan menghadapi ancaman yang semakin besar. Modi semakin mengaburkan batas antara agama dan negara. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)