Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com
Bali: Remote Skills Academy (RSA) meluncurkan program AI Opportunity Indonesia, sebuah inisiatif pelatihan kecerdasan buatan (AI) berskala nasional yang menargetkan 10 ribu penerima manfaat dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk 2.000 penerima manfaat dari sektor pariwisata di Bali.
Program ini merupakan bagian dari AI Opportunity Funding: Asia Pacific yang dikelola oleh Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) dan didukung oleh Google.org dan Asian Development Bank (ADB). RSA terpilih sebagai salah satu grantee resmi untuk mengimplementasikan program ini di Indonesia selama periode Juni 2025 hingga November 2026.
Peluncuran program ini digelar dalam sebuah acara resmi yang dilaksanakan di Griya Santrian, Sanur, Bali pada 20 Juni 2025, dengan menghadirkan perwakilan dari pemerintah Provinsi Bali, dinas Provinsi, asosiasi serta para mitra program terkait.
“Di tengah transisi menuju ekonomi yang semakin bergantung pada AI, kami ingin memastikan bahwa masyarakat Indonesia tidak tertinggal,” ujar Chief of Program - Remote Skills Academy Nafinia Putra dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 22 Juni 2025.
“Program ini dirancang untuk memberikan akses keterampilan AI secara inklusif, dan membuka peluang karir atau bisnis baru bagi masyarakat yang sebelumnya belum terjangkau oleh pelatihan teknologi,” lanjut dia.
(Remote Skills Academy (RSA) meluncurkan program AI Opportunity Indonesia?. Foto: Dok istimewa)
Akses gratis dan fleksibel
Program ini terbuka dan 100 persen gratis bagi para peserta yang memenuhi syarat, termasuk pelaku UMKM, mahasiswa, pekerja sektor pariwisata, serta individu yang sedang tidak bekerja atau berpenghasilan rendah. Calon peserta akan melalui proses seleksi awal sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan untuk memastikan program ini tepat sasaran dan memberikan dampak maksimal bagi komunitas yang membutuhkan.
Peserta akan mendapatkan akses ke platform pembelajaran daring RSA yang mencakup tiga modul AI berdurasi total 14 jam, dengan sistem pembelajaran mandiri (self-paced) yang dapat diselesaikan dalam waktu dua minggu.
Selain itu, RSA juga akan mengadakan sesi pelatihan offline di berbagai kota, serta menyediakan pendampingan dari mentor AI terlatih setiap bulannya untuk memastikan peserta mendapatkan dukungan selama proses belajar.
Untuk menjangkau peserta secara lebih luas di berbagai wilayah, RSA bekerja sama dengan tiga organisasi komunitas lokal yang telah mulai menjalankan kegiatan pendampingan dan perekrutan peserta sebagai bagian dari fase awal program, yaitu Infradigital Foundation, Nortis Academy, dan Aliansi Remaja Independence.
Calon peserta dapat mengikuti program ini melalui rujukan dari ketiga organisasi tersebut, atau mendaftar secara mandiri melalui situs RSA. Kolaborasi ini memungkinkan RSA untuk menjangkau komunitas secara langsung dan memastikan pelaksanaan program yang relevan dengan kebutuhan lokal.
Sebagai tuan rumah peluncuran resmi program di Bali, RSA juga mengharapkan dukungan penuh dari pemerintah Provinsi Bali serta sektor pariwisata di Bali untuk dapat menjangkau lebih banyak penerima manfaat di sektor pariwisata Bali agar target program hingga tahun 2026 dapat tercapai dengan baik.
“Melalui AI Opportunity Indonesia, RSA tidak hanya membuka akses terhadap teknologi, tetapi juga membangun pondasi ekonomi baru yang lebih adil dan berdaya. Dengan dukungan dari mitra global dan komunitas lokal, RSA mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut serta dalam membentuk masa depan kerja yang lebih cerdas, setara, dan terhubung,” ungkapnya.