Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter Landa Perairan Selatan Jateng

Jakarta: Hujan ringan sejak pagi sudah mulai turun di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah, memasuki siang, sore hingga awal malam hujan ringan-sedang berpeluang mengguyur Jawa Tengah. Bahkan cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir berpotensi di tujuh daerah di Jawa Tengah.

Selain itu, gelombang tinggi 2,5 meter hingga 4 meter juga berlangsung di perairan selatan Jawa Tengah. Kemudian air laut pasang (rob) di perairan utara mengakibatkan banjir di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah.

"Diminta warga di Pantura tetap siaga banjir rob," ujar Prakirawan BMKG Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang Lessy Andari, Minggu, 22 Juni 2025.

Lessy menerangkan gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran seperti kapal nelayan, tongkang, kapal barang dan penumpang. Sedangkan banjir rob bakal merendam sejumlah daerah seperti Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, Jepara dan Pati mengganggu aktivitas warga seperti transportasi, bongkar muat barang di pelabuhan, budidaya perikanan darat dan petani garam.

Prakiraan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Agus Triyono mengungkapkan cuaca ekstrem berpotensi terjadi di tujuh daerah di Jawa Tengah yakni Purbalingga, Wonosobo, Mungkid, Pati, Kudus, Temanggung dan Magelang. Masyarakat diminta warga waspada terhadap bencana hidrometeorologi.

"Waspadai bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung di daerah terlanda cuaca ekstrem," kata Agus.

Hujan ringan-sedang juga masih berpeluang mengguyur sejumlah daerah di Jawa Tengah. Yakni Banjarnegara, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Jepara, Demak, Ungaran, Kendal, Salatiga, Ungaran, Majenang dan Ambarawa.

"Sedangkan daerah lain hanya hujan ringan," ujar dia.

Menurut Agus, angin bertiup dari arah timur ke selatan dengan kecepatan 5 km hingga 25 kilometer per jam. Suhu udara berkisar 19-34 kilometer per jam dan kelembaban udara berkisar 60-95 persen. (MI/Akhmad Safuan)